Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengingatkan kota di Indonesia yang ingin membangun transportasi berbasis rel seperti MRT atau LRT harus memiliki penduduk di atas 10 juta jiwa.
"Kalau kota lain buat [MRT atau LRT] maka kereta akan kosong," kata Jusuf Kalla setelah melakukan perjalanan uji coba MRT dari Bundaran Hotel Indonesia (HI) - Lebak Bulus dan kembali ke Bundaran HI, Rabu (20/2/2019).
Selain itu, Jusuf Kalla mengingatkan pembangunan moda transportasi massal ini harus mendorong perpindahan pengguna dari sebelumnya menggunakan kendaraan pribadi menjadi menggunakan transportasi publik.
"[Kuncinya] moda transportasi nyaman dan tepat waktu. Sehingga perjalanan dapat dihitung [perkiraan waktu tempuh]," katanya.
Politisi Partai Golkar ini juga mengharapkan upaya pemerintah memperkuat transportasi publik ini diiringi peningkatan kedisiplinan di tengah masyarakat. Kejadian merusak fasilitas umum hingga vandalisme harus dihapus.
"Kuncinya disiplin. Bagaimana budaya jangan coret, ngantri [dibiasakan ke tengah masyarakat]. Itu [meningkatnya disiplin] sudah terjadi semenjak Asean Games [Jakarta Palembang 2018]," katanya.
Baca Juga
KRITIK
Dalam kesempatan uji coba ini, Jusuf Kalla mengingatkan bahwa saat ini panjang rute yang tersedia sangat jauh dari posisi ideal. Tahap pertama MRT baru menjangkau 16 kilometer. Untuk mengurai kemacetan Jakarta dibutuhkan jaringan MRT hingga 200 kilometer.
"Sehingga seluruh warga Jakarta terjamin [dapat terangkut dalam transportasi publik]," katanya.
Jusuf Kalla juga menegaskan seiring target penambahan jaringan MRT, maka masyarakat akan terbiasa dan tidak lagi memandang tarif sebagai pertimbangan utama.
"Pakai ini [bus misalnya] ongkos murah namun telat [estimasi waktu ketibaan sangat fluktuatif]," katanya.
Dia juga menyebutkan kelemahan terbesar MRT saat ini adalah terlambatnya Indonesia mulai membangun transportasi publik di kota besar. Padahal di saat yang sama India telah memiliki jaringan MRT sepanjang 300 Kilometer.