Bisnis.com, JAKARTA – Jagat dunia maya diramaikan oleh tagar #uninstallBukalapak, Kamis (14/2/2019) malam. Penyebabnya lantaran cuitan CEO Bukalapak Achmad Zaky di akun twitternya yang dianggap bertendensi politik.
Twit Zaky yang dipermasalahkan memuat data perbandingan budget riset dan pengembangan (R&D) beberapa negara. Pada data itu terlihat anggaran R&D Indonesia US$ 2 triliun, jauh di bawah alokasi Singapura, Malaysia, Australia, dan Taiwan.
"Mudah-mudahan presiden baru bisa naikin," tulis Zaky di bawah pemaparan data itu.
Kalimat terakhir di cuitan itu ditanggapi netizen, hingga tagar #uninstallbukalapak menjadi trending di Indonesia. Setelah cuitannya viral, Zaky menghapus twit terkait dan menyampaikan permohonan maafnya.
Dia berkata tujuannya hanya ingin menunjukkan bahwa Indonesia butuh investasi riset dan SDM kelas tinggi agar tak kalah saing dengan negara lain.
"Kebijakan serta dukungan Pemerintah Indonesia selama ini sangat menyemangati kami. Semoga ke depannya industri teknologi atau industri berbasis pengetahuan semakin maju," kata Zaky di akun twitternya.
Dia juga meminta maaf pada pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) atas cuitannya itu. Zaky mengaku telah anggap Jokowi seperti ayahnya sendiri.
"Saya apresiasi sekali concern masyarakat twitter soal isu R&D ini. Tanda kalau kita ga kalah pinter. R&D adalah single pembeda negara maju dan miskin. Kalau ga kuat di R&D, kita akan perang harga terus. Negara maju masuk di perang inovasi. Negara miskin masuk di perang harga," katanya.