Bisnis.com, JAKARTA--Ribuan warga Argentina turun ke jalan-jalan di 50 kota utama untuk menuntut pemerintah mendeklarasikan darurat pangan dan mengakhiri kenaikan harga pangan yang menyiksa mereka.
"Kami kehilangan pekerjaan, makanan, pendidikan, rumah. Ini adalah tekanan yang ada di tengah rakyat," ujar seorang warga bernama Osvaldo Ulacio yang ikut serta dalam aksi di Ibu Kota Argentina, Buenos Aires sebagaimana dikutip CNN.com, Kamis (14/2/2019).
Seorang demonstran lainnya, Diego Quintero, mengatakan pemerintah tidak lagi memberikan alat pertanian sehingga dirinya dan rekan-rekannya turun ke jalan untuk melakukan aksi demo.
Para pendemo mengaku mulai menderita sejak Presiden Mauricio Macri berkuasa pada 2015. Sejak saat itu, tagihan listrik naik 2,1%, sedangkan harga gas naik tiga persen.
Pemerintah menganggap pemicu kenaikan harga pangan adalah akibat pencabutan subsidi di bawah pemerintahan sebelumnya.
IMF memperkirakan GDP Argentina akan turun hingga 2,6% tahun ini. Nilai mata uang peso juga diprediksi terus melemah, sedangkan inflasi mencapai 47,6% pada tahun lalu.
Baca Juga
Argentina pun terseret ke dalam krisis ekonomi hingga memaksa Macri menyetujui desakan bantuan US$56 miliar dari IMF.
"Di desa-desa, kelaparan kembali menyerang. Ini adalah krisis terparah sejak 2001. Krisis ini dramatis dengan gaji merosot, penutupan pabrik dan bisnis, dan dapur umum yang dipenuhi orang," kata pemimpin aksi di Buenos Aires.