Bisnis.com,BANDUNG—Pembebasan Abu Bakar Ba'asyir dari masa tahanan di Lembaga Pemasyarakaran (LP) Gunungsindur, Kabupaten Bogor masih menunggu surat resmi dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Kepala Divisi Pemasyarakatan Kemenkum HAM Jabar Abdul Aris mengatakan sejauh ini pihaknya belum mendapatkan informasi terkait upaya pembebasan Abu Bakar Ba'asyir sebagai napi kasus terorisme itu.
Namun dia membenarkan kedatangan Yusril Ihza Mahendra ke Lapas Gunungsindur untuk mengunjungi Abu Bakar Ba'asyir yang merupakan kliennya.
Meski Yusril sudah menggelar pernyataan terbuka, Abdul Aris mengaku belum mendapatkan informasi lebih lanjut. Namun, hal tersebut bisa terealisasi jika ada campur tangan presiden.
"Mungkin ada upaya lain kita belum tahu, kita konfirmasi administrasinya gimana. Kita lihat datanya bagaimana? Apakah pakai grasi, bisa saja,"katanya saat dihubungi wartawan di Bandung, Jumat (18/19/2019).
Abdul mengatakan pihak Lapas tidak memiliki kebijakan dan kewenangan apapun terkait kemungkinan Abu Bakar Ba'asyir bebas.
"Tapi, kalau di lapas kita ga punya kebijakan. Nunggu surat (keputusan) dari luar. Sifat kami kan pasif. Kami dari Kanwil (Kemenkum HAM Jabar) ga tau, belum dapat (informasi)," lanjutnya.
Disinggung mengenai kondisi fisik Abu Bakar Ba'asyir, pihaknya membenarkan jika kesehatan pengasuh Pondok Pesantren di Solo tersebut terganggu. Itu pulalah yang membuat Abu Bakar Ba'asyir dipindahkan dari Nusa Kambangan ke Lapas Gunungsindur.
"Dari Nusa Kambangan berobat susah, harus nyebrang pulau, kalau sakit malam, susah. Makanya dipindahkan sekitar tahun 2015 atau 2016 ke Lapas Gunungsindur. Lebih dekat ke Jakarta juga untuk berobat. Sakitnya komplikasi. Jadi kalau soal pembebasan, kami belum dapat laporan atau laporan valid," paparnya.
Sebelumnya diberitakan, informasi akan dibebaskannya Abu Bakar Ba'asyir disampaikan oleh Yusril Ihza Mahendra.
Ketua Umum PBB sekaligus kuasa hukum Capres Jokowi-Ma'ruf ini datang ke lapas Gunungsindur, Jumat (18/1/2019).
"Kali ini saya datang lagi setelah kita melakukan pembicaraan dengan presiden Jokowi, meyakinkan beliau bahwa sudah saatnya Abu Bakar Ba'asyir dibebaskan," kata Yusril sebelum memasuki lapas.
Adapun hal yang menjadi pertimbangan pembebasan adalah usia tua dan faktor kesehatan Abu Bakar Ba'asyir. Dalam pertemuan sebelumnya, Yusril mengatakan bahwa Abu Bakar Baasyir ingin dekat keluarganya dan tidak akan melakukan aktivitas ceramah.
"Tidak terima tamu-tamu pun tidak apa-apa, yang penting sama keluarga. Beliau juga mengatakan tidak akan ceramah dimana-mana, jadi fokus untuk istirahat sebagai orang tua," kata Yusril.