Bisnis.com, JAKARTA – Berita mengenai terkejutnya pasar terhadap penolakan perjanjian Brexit oleh parlemen Inggris serta nama kandidat calon Presiden Bank Dunia menjadi topik utama media massa hari ini, Kamis (17/1/2019).
Berikut ringkasan topik utama di sejumlah media nasional:
Drama Brexit & Ekonomi yang Tersandera. Meski telah diprediksi, kenyataan bahwa paket rencana Brexit yang diajukan oleh Perdana Menteri Inggris Theresa May kalah telak dalam pemungutan suara di Parlemen Inggris tetap membuat pasar terkejut. (Bisnis Indonesia)
Gedung Putih Kantongi Sejumlah Nama Kandidat. Pemerintah Amerika Serikat dikabarkan telah mengantongi sejumlah kandidat calon Presiden Bank Dunia dengan mempertahankan tradisi 'American First'. (Bisnis Indonesia)
PBOC Suntik Modal Bank 560 Miliar Yuan. Bank Sentral China (PBOC) menyuntikkan likuiditas ke perbankan sebesar 560 miliar yuan atau US$83 miliar pada pertengahan pekan ini. Hal tersebut merupakan injeksi tunai terbesar melalui skema reverse repo sebagai upaya PBOC melonggarkan kebijakan ekonomi di tengah perlambatan ekonomi. (Bisnis Indonesia)
Perubahan Sistem Pensiun Diperlukan. Seiring dengan potensi pergeseran demografi s di sejumlah negara maju dan berkembang, International Monetary Fund mendorong adanya perubahan desain sistem pensiun terhadap simpanan nasional pada masa depan. (Bisnis Indonesia)
AS Memuji Militer China. Amerika Serikat (AS) semakin memandang serius kemampuan militer China. Tiongkok dinilai telah berada di titik puncak untuk menerjunkan beberapa sistem senjata paling canggih di dunia. Dan dalam beberapa kasus, sudah melampaui kemampuan sejumlah kompetitor. (Kontan)
Proses Brexit Kian Suram. Proposal perjanjian British Exit (Brexit) yang telah disetujui Perdana Menteri Inggris Theresa May dengan Uni Eropa (UE) ditolak oleh Parlemen Inggris. Usulan itu ditolak oleh 432 anggota parlemen dan disetujui oleh 202 lainnya. (Kontan)
BoJ Pangkas Target Inflasi. Bank of Japan (BoJ) hampir pasti akan memangkas perkiraan inflasi untuk tahun fiskal yang dimulai pada bulan April 2019. Hal ini berkaitan dengan anjloknya harga minyak. (Kontan)