Bisnis.com, JAKARTA - Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, memenuhi panggilan Badan Pengawas Pemilu Kota Bogor, Jawa Barat untuk memberikan keterangan terkait pose satu jari, Jumat (11/1/2019).
Bima menyebutkan, total ada 15 pertanyaan yang ditanyakan kepada dia oleh Badan Pengawas Pemilu Kota Bogor.
"Yang saya sampaikan, pertama, saya menerima undangan dari Pondok Pesantren Al Ghazali melalui Ustaz Turmuzi yang disampaikan melalui WA maupun surat," kata dia.
Ia menjelaskan, surat tersebut ditujukan kepada dia pribadi dengan penulisan nama dalam surat undangan atas nama dirinya Bima Arya bukan sebagai wali kota.
"Saya datang ke sana sekitar jam setengah dua belas, saat itu tepat ketika Pak Kiai (Ma'ruf) mengadakan konferensi pers," katanya.
Dia mengatakan, saat itu dia diminta duduk di depan Kiai Ma'ruf. Lalu menjawab pertanyaan wartawan terkait kehadiran dia.
"Teman-teman wartawan langsung secara spontan menanyakan maksud kedatangan saya," kata Bima.
Bima mengatakan, ketika menjawab pertanyaan wartawan langsung secara insting, secara refleks mengatakan, maksud kedatangannya cuma satu yang disertai dengan penekanan, penguatan makna mengacungkan satu jari.
"Saya itu orangnya ekspresif, jadi kalau bicara dua saya kasih simbol dua, kalau semangat saya kepalkan tangan, kalau lima saya buat lima. Kemarin itu secara refleks saya sebutkan satu, ya... itu yang kemudian ditafsirkan macam-macam," kata Bima.
Ia juga menjelaskan beberapa alasannya kepada Bawaslu bahwa kehadirannya pada acara itu terjadi di hari libur, bukan hari kerja. Kedatanganya juga bukan untuk kampanye.
"Tapi saya diundang, ketika simbolisasi satu, penguatan makna, tentang alasan saya datang ke sana yaitu satu memuliakan tamu," kata dia
Ia juga menyampaikan tidak memihak atau mendukung pasangan calon mana pun dalam Pilres 2019 ini. "Silakan dibaca pernyataan saya di beberapa media bahwa saya meminta izin pada partai untuk netral, untuk tidak memihak pada paslon mana pun," katanya.
Alasannya, karena wali kota harus fokus bekerja dan menjaga kebersamaan agar pemilu di Kota Bogor berjalan kondusif. "Rasanya tidak pas, tidak elok kalau wali kota terlalu sibuk kampanye," kata dia.
Ia juga menunjukkan bukti foto kopi surat disposisi untuk menjadwalkan undangan Pondok Pesantren Al Ghazaly yang akan dihadirinya yang tertera nama dirinya bukan atas nama wali kota. "Dalam Islam, kalau diundang itu kalau ada tamu sebaiknya dimuliakan," kata dia.