Bisnis.com, JAKARTA—Festival Janadriyah ke-33 resmi ditutup pada Rabu malam, 9 Januari 2019. Kesuksesan Indonesia sebagai Tamu Kehormatan dalam festival mendapat apresiasi dari Pemerintah Kerajaan Arab Saudi, sekaligus mempererat hubungan kedua negara.
Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh untuk Kerajaan Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel mengatakan, dengan festival ini hubungan bilateral kedua negara yang sudah erat dapat lebih diperkuat lagi.
"Sekarang adalah masa keemasan hubungan kedua negara," ujar Agus Maftuh saat seremoni penutupan Festival Janadriyah ke-33 yang digelar Indonesia sebagai tamu kehormatan, dikutip dari laman Kemendikbud, Kamis (10/1/2019).
Agus juga menyampaikan terima kasih kepada Kerajaan Arab Saudi, khususnya kepada pelayan dua masjid suci, Raja Salman Bin Abdul Aziz, yang telah menetapkan Indonesia sebagai tamu kehormatan dalam Festival Janadriyah ke-33.
Dirinya pun berharap dalam waktu dekat Sang Putera Mahkota bisa berkunjung ke Indonesia seperti yang dilakukan ayahnya pada 2017.
Ucapan terima kasih juga disampaikan Agus kepada Menteri Garda Nasional sebagai pihak yang bertugas menyelenggarakan Festival Janadriyah setiap tahun, serta kepada Direktur Umum Festival Kebudayaan dan Barang Peninggalan, Suud Abdullah Rumi.
Dalam pidatonya, Agus juga mengajak masyarakat Arab Saudi yang sudah mengenal Indonesia di Festival Janadriyah, untuk datang langsung ke Indonesia dan melihat sendiri kekayaan budaya dan keindahan panorama Indonesia.
Direktur Umum Festival Kebudayaan dan Barang Peninggalan Kerajaan Arab Saudi Suud Abdullah Rumi, juga memberikan apresiasi atas kesuksesan Indonesia sebagai tamu kehormatan Festival Janadriyah ke-33.
"Paviliun dan panggung Indonesia sangat menyedot pengunjung," katanya.
Rumi mengaku terkejut dengan undangan dari Indonesia yang mengadakan acara seremoni penutupan sehingga mempertemukan para pejabat dan staf KBRI Riyadh dengan staf dan pimpinan Kementerian Garda Nasional.
Baca Juga
Menurutnya, selama ini belum ada seremoni penutupan di Festival Janadriyah dari negara lain sebagai tamu kehormatan.
Penutupan Festival Janadriyah ke-33 dibagi menjadi dua kegiatan, yaitu seremoni internal di dalam Paviliun Indonesia, dan pertunjukan seni di panggung luar paviliun. Pertunjukan kolosal dari siswa/siswi Sekolah Indonesia Riyadh (SIR) menjadi puncak acara penutupan di panggung Indonesia.
Sebanyak 75 pelajar SIR mempersembahkan sebuah sendratari dengan luar biasa dan mendapat sambutan meriah dari pengunjung Festival Janadriyah. Mereka menampilkan sendratari yang menggabungkan kesenian rakyat Tari Badui dari Sleman, dan Tari Angguk Kipas, yang dikombinasikan dengan tari kreasi baru.
Sendratari kolosal atau Colosal Dance Folklore tersebut diberi judul "Merah Putihku Indonesia". Pergelaran seni berdurasi 13 menit itu menceritakan penyebaran agama Islam di Indonesia dan menunjukkan keragaman atau kebinekaan budaya yang bersatu di bawah nama Indonesia.
Seniman Yogyakarta, Wisnu Setyo Wicaksono, ditunjuk menjadi koreografer, dengan asisten koreografer Endra Wijaya dan Bramantyo Fendi Prabowo, serta penata musik Prastowo.