Bisnis.com, JAKARTA-- Meskipun aktivitas perdagangan Korea Selatan sepanjang 2018 positif dengan mencatatkan surplus sebesar US$70,5 miliar, pelaku industri di Negeri Gingseng pesimistis menghadapi tahun ini.
Pasalnya, kekhawatiran terhadap perang dagang antara AS dan China yang masih berlanjut menyebabkan pelaku pasar memperkirakan realisasi perdagangan Korea Selatan akan melemah pada 2019.
Sebagian besar dari ekspor Korea Selatan merupakan barang setengah jadi yang dikirim ke China untuk kemudian dirakit dan dikirim menjadi produk utuh ke Amerika Serikat maupun negara lain.
Dilansir melalui Bloomberg, Kamis (3/1), pengiriman produk semikonduktor yang mendominasi ekspor Korea Selatan tercatat mengalami penurunan pada Desember 2018 sebesar 8,3% secara tahunan.
Hal ini disebabkan oleh sejumlah perusahaan teknologi informasi besar melakukan penyesuaian investasi pada pengadaan pusat data (data center) dan kekurangan suplai memori chip yang telah teratasi.
Pengiriman barang secara keseluruhan turun hingga 1,2% secara tahunan pada Desember 2018, angka tersebut lebih rendah dari proyeksi ekonom sebelumnya sebesar 2,5%.
Pada saat yang sama negeri ginseng tersebut mencatatkan penurunan realisasi ekspor ke China hingga 13,9% dari 14,8% pada periode yang sama tahun lalu.
Kinerja tersebut diikuti dengan laporan dari sejumlah ekonomi terbesar dunia dengan penurunan realisasi kinerja manufaktur yang menambah panjang daftar tanda pelemahan perdagangan global pada 2019.
Lima indeks manufaktur US Federal Reserve merosot pada bulan Desember untuk pertama kali sejak Mei 2016 sementara itu Headline PMI China mengalami penurunan dari 50,2 pada November 2018 menjadi 49,7 pada Desember 2018.