Bisnis.com, JAKARTA – Setelah sempat mengalami peningkatan aktivitas dan erupsi besar pada 24-27 Desember 2018, aktivitas Gunung Anak terpantau menurun.
Sekretaris Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Antonius Ratdomopurbo mengatakan bahwa penurunan aktivitas tersebut mulai terlihat sejak Jumat (28/12/2028) pada pukul 14.18 WIB, yang ditandai dengan berhentinya letusan asap.
“Kemarin sore itu, terlihat dan terkonfirmasi bahwa Gunung Anak Krakatau jauh lebih kecil dari sebelumnya,” paparnya di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Sabtu (29/12).
Purbo menjelaskan saat ini, letusan Anak Krakatau bersifat impulsif yang artinya tidak ada lagi asap keluar meski tetap aktif. Namun, statusnya masih di level III atau Siaga dan warga diimbau tetap berada pada jarak aman minimal 5 kilometer (km) dari lokasi.
“Maknanya adalah disarankan tidak masuk ke kompleks Krakatau,” tegasnya.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hingga saat ini, tsunami akibat longsoran yang dipicu erupsi Anak Krakatau menyebabkan 426 jiwa meninggal dunia, 23 hilang, 7.202 luka-luka, dan 40.386 orang mengungsi.
Sementara itu, infrastruktur yang rusak mencakup 1.296 rumah, 78 penginapan, 424 perahu dan kapal, 69 kendaraan roda empat, 38 kendaraan roda dua, 1 dermaga, serta 1 shelter.
Aktivitas Anak Krakatau Terpantau Menurun
Sekretaris Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Antonius Ratdomopurbo mengatakan bahwa penurunan aktivitas tersebut mulai terlihat sejak Jumat (28/12/2028) pada pukul 14.18 WIB, yang ditandai dengan berhentinya letusan asap.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Jaffry Prabu Prakoso
Editor : Annisa Margrit
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
5 jam yang lalu
Historia Bisnis: Upaya Grup Djarum Jaga Dominasi di BCA
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
5 jam yang lalu