Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PSI: Korupsi dan Intoleransi Harus Dihapuskan

Partai Solidaritas Indonesia menilai korupsi dan intoleransi yang terjadi di Indonesia harus dihapuskan dalam kehidupan bernegara.
Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie (tengah) memberikan keterangan kepada wartawan usai bertemu dengan Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) untuk mengadukan sulitnya kader perempuan ikut serta dalam kontestasi politik, di Gedung Komnas Perempuan, Jakarta, Senin (19/11)./Bisnis-Jaffry Prabu Prakoso
Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie (tengah) memberikan keterangan kepada wartawan usai bertemu dengan Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) untuk mengadukan sulitnya kader perempuan ikut serta dalam kontestasi politik, di Gedung Komnas Perempuan, Jakarta, Senin (19/11)./Bisnis-Jaffry Prabu Prakoso

Bisnis.com,JAKARTA - Partai Solidaritas Indonesia menilai korupsi dan intoleransi yang terjadi di Indonesia harus dihapuskan dalam kehidupan bernegara.

 Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie mengatakan permasalahan besar bangsa Indonesia saat ini adalah korupsi dan intoleransi. Bagi dia, hal itu sangat merugikan Indonesia ketika banyak program yang baik yang tidak bisa ter-realisasi karena makin maraknya kasus korupsi.

“Bahkan, sekarang korupsi sudah dianggap tidak malu-malu dan dilakukan ramai-ramai,” katanya, Sabtu (22/12/2018).

Mantan presenter TV ini juga menyebutkan intoleransi hari ini sudah sangat terasa mengancam persatuan kesatuan bangsa. Grace melihat partai-partai religius maupun nasionalis, tidak ada yang terang-terangan bicara memerangi intoleransi. “Malah yang ada mereka ikut arus dan cenderung meng-entertain politik identitas tersebut.”

Dia menyinggung banyak pihak yang memainkan politik identitas untuk kepentingan elektoral. Akhirnya, berbuah menjadi politisi korup karena tidak memiliki program yang substansial. Grace mempertanyakan, mengapa masih dicalonkan jika sudah jelas seorang caleg itu adalah mantan napi korupsi, misalnya.

“Sekarang kita tahu bahwa KPU sempat melarang adanya mantan napi koruptor menjadi caleg. Tetapi beberapa partai tidak setuju, mereka protes ke Bawaslu dan Bawaslu mengabulkan. Hingga KPU menyarankan untuk menandai surat suara bagi mantan koruptor. Namun, tetap saja partai tidak setuju,” ujarnya.

Menurutnya, parpol seharusnya melakukan pendidikan politik ke publik. Menyikapi hal itu, Grace menyebut isu anti-korupsi dan anti-intoleransi menjadi agenda perjuangan PSI.  “Dalam sebulan terakhir kami menyatakan tidak mendukung perda yang diskriminatif dan juga berjuang mengangkat martabat perempuan”.

Lanjutnya, sekarang optimisme warga mulai mengemuka setelah mengikuti perkembangan politik dengan keterlibatan pemuda-pemudi dalam menyikapi isu yang dilontarkan PSI. PSI juga memperjuangkan keadilan bagi perempuan, yang menurutnya masih berkaitan dengan anti diskriminasi.

Transparansi  Hulu ke Hilir

Dia juga menjelaskan, partai memiliki peranan penting dalam rekrutmen hingga menyodorkan caleg yang bagus dan memiliki otoritas dalam melakukan pengawasan yang dibuka kepada publik. Tidak berhenti sampai situ, tapi anggota legislatif nantinya harus berani membuat report aktivitas kepada publik melalui media sosial secara live.

Menurutnya, andaikata tidak ada transparansi, sudah dipastikan tak ada juga profesionalisme, yang lalu membuka ruang untuk korup. “Terbukti, tahun ini undang-undang yang jelas hanya lima dari yang masuk prolegnas 50 RUU. Setiap hari pada ngapain aja anggota DPR” ucapnya.

Grace mengungkapkan, jika Indonesia ingin berubah, tentunya harus ada transparansi mulai dari rekruitmen sampai menjabat sebagai anggota legislatif.

“Ini harus jelas setiap hari apa yang dilakukan dari setiap wakil rakyat. Tidak hanya sekadar kamera ataupun CCTV pada saat sidang rapat komisi. Namun, ada report perhari yang membuktikan bahwa turut hadir dan mengerti terkait hal yang dibicarakan pada saat sidang,” pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper