Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Upacara Agung Homa Atisa Rayakan Kedatangan Atisa Dipamkara ke Indonesia

Memperingati ke seribu tahun kedatangan Atisa Dipamkara ke Indonesia, umat Buddha Tantrayana Zen Fo Cong mengadakan Upacara Agung Homa Atisa 2018 yang dipimpin oleh Dharma Raja Lian Sheng di ICE - BSD.

Bisnis.com, JAKARTA - Memperingati ke seribu tahun kedatangan Atisa Dipamkara ke Indonesia, umat Buddha Tantrayana Zen Fo Cong mengadakan Upacara Agung Homa Atisa 2018 yang dipimpin oleh Dharma Raja Lian Sheng di ICE - BSD.

Serangkaian kegiatan keagamaan yang dinamakan "Tapak Tilas Sewu Tahun" diawali pada bulan Agustus 2018 di Candi Muaro Jambi dengan tema Ikrar Boddhicitta, kemudian dilanjutkan pada bulan Oktober 2018 di Candi Borobudur dengan tema Pengamalan Boddhicitta. Pradaksina yaitu dilakukan perjalanan mengelililngi Candi Borobudur, berdoa untuk korban bencana alam yang terjadi di Palu dan Lombok serta kesejahteraan negara Republik Indonesia. 

Atisa Dipamkara adalah seorang pelajar yang ingin selalu mendalami Boddichita. Atisa, pada usia 30 tahun memutuskan untuk datang ke Indonesia karena pada waktu itu Sriwijaya merupakan pusat pembelajaran agama Buddha. Beliau mencari Guru Besar Darmakitri dari Svarnadipa (Sumatera), yaitu tepatnya di Jambi, untuk belajar lebih jauh tentang Buddhisme.

Selama 12 tahun (1013 – 1025) diajarkan Buddha Dharma di Muara Jambi oleh Guru Besar Dharmakitri dari Svarnadipa, Atisa kembali ke India dan menjadi kepala vihara di sekolah terdahulunya yaitu universitas monastik Vikramasila. Atisa lalu datang ke Tibet dan merangkum berbagai ajaran Buddha ke dalam sebuah karya yang dipelajari oleh banyak praktisi di seluruh dunia hingga saat ini salah satunya adalah Pelita Sang Jalan Menuju Pencerahan (Bodhipathapradipa), sebuah naskah panduan singkat yang terdiri dari 68 bait.

Karya ini memaparkan ajaran Buddha secara sistematis dan bertahap. Dharma berupa tulisan serta buku-buku yang ditulisnya sangat berpengaruh terhadap penyebaran agama Buddha di Indonesia maupun di dunia. Atisa Dipamkara yang dikenal sebagai pemimpin agama Buddha dari Tibet memiliki hubungan yang sangat erat dengan Indonesia. Hal ini terlihat dengan ada garis spiritual geografis utara-selatan antara Stupa Borobudur di Indonesia dan Stupa Kumbum di Gyantse, Tibet. Atisa wafat di Nyetang pada tahun 1054 pada usia 72 tahun. 

Sementara itu, Dharma Raja Lian Sheng yang memimpin upacara adalah pendiri True Buddha School atau Zhen Fo Zong dan mendapat panggilan sebagai Buddha hidup dikarenakan mempunyai rasa welas asih seperti seorang Buddha menolong seluruh insan.

Hingga kini telah yayasan itu telah memiliki lebih dari 5 juta umat di seluruh dunia. Diantaranya adalah di Indonesia yang memiliki jumlah umat paling besar diantara negara lainya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper