Bisnis.com, PEKALONGAN - Presiden Jokowi Widodo mengapresiasi sikap GP Ansor yang terus menjadi yang terdepan dalam menjaga dan merawat NKRI dari segala bentuk ancaman, terorisme, dan separatisme.
"GP Ansor selalu berada di baris paling depan dalam menjaga Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 1945. Menjaga Indonesia dari aksi separatisme dan terorisme," katanya dalam Peringatan Maulid Nabi Muhammad dan Hari Pahlawan yang diadakan Pimpinan Pusat GP Ansor di Alun-alun Kajen, Kabupaten Pekalongan, Kamis (22/11) malam.
Presiden juga mengatakan, GP Ansor menunjukkan bahwa bangsa Indonesia memiliki ketulusan para pejuang dan pahlawan.
"Dan GP Ansor tidak mudah ditakuti. Itulah semangat asli bangsa Indonesia. Kita harus berani menunjukkan bahwa Pancasila adalah ideologi bangsa Indonesia dan tidak bisa digantikan dengan ideologi bangsa lain apalagi ideologi hasil impor," tandasnya.
Jokowi juga mengajak keluarga besar GP Ansor untuk merenungkan kembali bahwa Rasulullah diutus Allah untuk menjadi rahmat bagi semesta alam. Membawa umat keluar dari kegelapan menuju ke cahaya yang terang benderang. Sebuah tugas yang tidak mudah. Tugas yang diemban Rasul dilakukan dengan cara-cara yang santun dan penuh kasih sayang. Karena itu, sebagai umat Muhammad sudah seharusnya meneladani Rasulullah dan terus menjaga ukhuwah Islamiah dan wathoniah. Ukhuwah tanpa membedakan-bedakan kelompok atau golongan.
"Kalau kita berkeliling Indonesia kita baru merasakan betapa besar bangsa kita dengan beragam suku, adat, agama, bahasa, dan tradisi. 714 suku itu bukan jumlah yang sedikit. Itu jumlah yang sangat banyak. Itulah anugerah Allah yang patut kita syukuri. Bandingkan dengan negara lain seperti Afghanistan yang hanya punya 7 suku. Betapa perbedaan itu nyata," ujarnya.
Baca Juga
Karena itu, Jokowi kembali mengajak kepada seluruh anggota GP Ansor dan Banser untuk terus menjaga dan memelihara serta merawat persatuan, kerukunan, dan persaudaraan sebagai sebuah negara yang besar dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia.
"Itu yang harus kita jaga. Karena aset terbesar kita adalah kerukunan. Marilah kita jaga ukhuwah wathoniah," katanya.
Jokowi juga minta GP Ansor tetap istikomah dan membimbing jamaah yang ingin berhijrah. Hijrah dari sifat egois ke peduli sesama, hijrah dari sifat pendendam ke sifat penuh kasih sayang. Hijrah dari sifat pemarah ke penuh kesabaran, hijrah dari sifat penuh kegaduhan ke sifat penuh kerukunan. "Setuju, ndak?" seru Jokowi, serentak dijawab, "Setuju!".
Selain itu, Jokowi pun mengajak GP Ansor untuk menjaga marwah ulama dan NKRI, menjaga keislaman dan keindonesiaan dalam satu tarikan napas.
"Jangan pernah jauh dari para kiai dan ulama dalam berkehidupan. Dalam mengikuti kemuliaan nabi, insyaallah bangsa kita akan terus maju dalam pekerjaan bisa menjadikan Indonesia sebagai negara yang baldatun thoyibatun warobbun ghofur. Maju dalam. Pekerjaan berat kita untuk menjadikan negara berkeadilan sosial," tandasnya.
Ketua Umum PP GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas dalam laporannya mengatakan, GP Ansor telah mengakhiri perjalanan Kirab Satu Negeri selama 41 hari dari titik terdepan, dari Sabang, Merauke, Miangas, dan Pulau Rote.
"Delapan puluh lima pataka Merah Putih menjadi bukti sebagai dialog kebangsaan, ziarah, penanaman pohon, bakti sosial, pengibaran bendera mulai persawahan, gunung, hingga dari dalam lautan Raja Ampat," katanya.
Kirab Satu Negeri juga mencatatkan dua rekor MURI, yakni pengibaran bendera merah putih terpanjang di Papua dan rekor menjahit bendera Merah Putih terpanjang di depan rumah mantan Ibu Negara Fatmawati di Bengkulu.
Menurut Gus Yaqut, Kirab Satu Negeri GP Ansor merupakan konsensus dalam merawat NKRI. "Kita tentu paham dengan mulai adanya sekelompok yang ingin mengubah Pancasila dan UUD," katanya.
Gus Yaqut mengungkapkan, keprihatinannya dengan konflik-konflik di Timur Tengah yang dipicu agama, khususnya agama Islam.
Apalagi pengaruhnya mulai masuk Indonesia. Karena itu, GP Ansor selalu menolak pihak-pihak yang mengklaim kebenaran sepihak.
Peringatan Maulid dan Hari Pahlawan GP Ansor diikuti sekitar 100.000 kader Banser dari berbagai daerah di Jawa Tengah. Hadir dalam kegiatan ini antara lain beberapa menteri Kabinet Kerja, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Condro Kirono, Habib Luthfi bin Yahya, Puang Makka, Tuan Guru Turmudzi, kiai-kiai lainnya, Sekjen PBNU A. Hilmy Faishal Hilmi, Bupati Pekalongan, Bupati Batang, dan undangan lainnya.