Bisnis.com, MALANG—Rumah Susun Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang mendapat penganugerahan ASEAN Energy Award 2018 dengan kategori ASEAN Best Practices Competition for Energy Efficient Buildings sebagai 2nd Runner-up sub kategori bangunan tropis (tropical building) yang diterima Rektor Fauzan di Singapura, Senin (29/10/2018).
Rektor UMM Fauzan mengatakan Rusunawa UMM dibangun pada 2008 untuk mendukung Program Pengembangan Kepribadian dan Kepemimpinan (P2KK) bagi mahasiswa baru UMM.
Bangunan berkonsep hemat energi ini memiliki banyak ruangan besar dengan atap tinggi serta pintu utamanya dibiarkan terbuka. “Tidak ada AC dan hanya bergantung pada sirkulasi udara alam dan 90% penerangan bangunan menggunakan cahaya alami pada siang hari,” katanya dalam keterangan resminya, Senin (29/10/2018).
Pengukuran anemometer kawat dengan tiruan perangkat lunak Computational Fluid Dynamics (CFD) menunjukkan bahwa laju kecepatan udara dalam ruangan pada bangunan ini adalah 0,6 m/detik dan suhunya adalah 26,5OC .
Temperatur ini sesuai dengan persyaratan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1007/MENKES/PER/ V/2001 (18 - 30OC) dan juga memenuhi persyaratan Standar ASHRAE 55
Pengukuran intensitas cahaya di ruangan pada bangunan ini adalah 567-765 lux. Hal tersebut memenuhi persyaratan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1007 / MENKES / PER / V / 2011 yang minimumnya 60 lx dan memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-6197-2011 yang minimumnya adalah 250 lux untuk kamar tidur dan 350 lux untuk kelas.
Rusunawa UMM sepenuhnya menggunakan sumber energi terbarukan yang disediakan oleh Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Sengkaling I yang berjarak 600 meter sebelah barat dari rumah susun tersebut.
PLTMH Sengkaling I menghasilkan daya total 100 KW. Cara kerjanya dengan memanfaatkan Sungai Brantas melalui saluran irigasi Sengakling I dan dijatuhkan dari ketinggian 18 meter untuk menggerakkan turbin dan generator listrik.
Rusunawa UMM menggunakan sekitar 23 KW, yaitu sebanyak 23% total kapasitas dari PLTMH Sengkaling I. Setiap tahun, Rusunawa UMM menggunakan daya sebesar 70,000 kWh.
Jika faktor emisi koefisien untuk jaringan transmisi Jawa –Madura-Bali sebesar 0.891 t-CO2/kWh, maka dapat mengurangi gas emisi rumah kaca sebesar 62.37 t-CO2/tahun.
"Selain berupa bangunan hemat energi, UMM memang telah lama berkomitmen menjadi perguruan tinggi yang memiliki perhatian besar pada inovasi pengembangan energi alternatif, yakni sebagai kampus pelopor Energi Baru Terbarukan,” ucapnya.
Pada penganugerahan ini UMM merupakan satu-satunya dari perguruan tinggi, sedangkan penerima penghargaan lainnya dari perusahaan di wilayah ASEAN.
Selain PLTMH I dan II yang ada dilingkungan UMM, melalui program pengabdian dalam mengembangkan PLTMH di Sumber Maron, Desa Karangsuko, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Pendirian PLTMH Sumber Maron terbukti berhasil. Pada tahun 2009, 1100 warga sekitar Sumber Maron masih mengandalkan energi listrik dan PLN. Sejak dibangun tahun 2014, jumlah warga yang menggunakan listrik yang bersumber dari PLTMH meningkat menjadi 1800.
Dengan adanya fasilitas listrik, maka mulai dibangun sarana dan prasarana pendukung, yaitu tempat wisata yang pada akhirnya memberi outcome positif bagi pembangunan desa. (k24)