Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

2019, Indonesia Tambah Pasukan Perdamaian PBB, Proporsi Wanita Ditingkatkan

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan pada 2019 Indonesia akan menambah penugasan pasukan perdamaian di bawah PBB. Indonesia pun akan menambah proporsi pasukan perempuan
Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla, berbicara di Sidang Umum PBB ke-73 di New York AS, 27 September 2018./Reuters
Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla, berbicara di Sidang Umum PBB ke-73 di New York AS, 27 September 2018./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan pada 2019 Indonesia akan menambah penugasan pasukan perdamaian di bawah PBB. Indonesia pun akan menambah proporsi pasukan perempuan.

Hal itu diungkapkan Jusuf Kalla atau JK saat menyampaikan pidato pada sesi debat dalam Sidang Majelis Umum (SMU) PBB Ke-73 di General Assembly Hall, New York, Amerika Serikat, Kamis (27/9/2018).

Di tingkat global, kata JK, Indonesia mendapat kehormatan untuk memberikan kontribusi bagi penjaga perdamaian.

Indonesia saat ini berkontribusi dengan menerjunkan lebih dari 3.500 personel di sembilan misi PBB, sebagai negara dengan kontribusi tentara dan polisi terbesar kedelapan.

“Kami tidak akan berhenti di sini. Kami siap menerjunkan 4.000 pasukan pemelihara perdamaian pada 2019, dengan peningkatan proporsi pasukan pemelihara perdamaian perempuan,” katanya seperti dikutip dari keterangan resmi Sekretariat Wakil Presiden RI, Jumat (28/9/2018).

JK menyakini di luar hitungan jumlah, operasi Penjagaan Perdamaian PBB harus terus menjadi usaha unggulan PBB dengan catatan kapasitasnya terus ditingkatkan.

Oleh karena itu, Indonesia mendukung Deklarasi Aksi untuk Menjaga Perdamaian. Dalam kesempatan itu JK pun memperingatkan kepada negara yang mendukung atau menjadi bagian dari tindakan separatis di negara lain, agar tidak diberi tempat dalam sistem PBB.

"Seperti halnya negara berdaulat lainnya, Indonesia akan dengan teguh membela integritas teritorialnya. Indonesia tidak akan pernah mentolerir suatu negara yang merusak integritas teritorial negara lain," ucapnya menegaskan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper