Bisnis.com, JAKARTA - China dan Rusia menyerukan pelonggaran sanksi terhadap Korea Utara (Korut) sekaligus menolak ajakan Amerika Serikat (AS) di Dewan Keamanan PBB untuk menekan negara itu.
Dipelopori oleh Amerika Serikat, Dewan Keamanan mengadopsi tiga sanksi resolusi tahun lalu yang bertujuan untuk mengurangi pendapatan Korea Utara terkait program rudal nuklir dan balistiknya.
Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan bahwa "perkembangan positif" dalam hubungan antara Korea Utara dan Korea Selatan yang diperkuat hubungan AS-Korea Utara, seharusnya mengarah pada keringanan sanksi.
Wang mengatakan dewan harus mempertimbangkan "pada waktunya" suatu ketentuan untuk "memodifikasi langkah-langkah sanksi sesuai dengan kepatuhan Korut."
Rusia pun mendukung seruan China untuk mempertimbangkan peninjauan sanksi dan menyatakan bahwa sanksi seharusnya tidak menjadi bentuk "hukuman kolektif."
Hal itu dikemukakan oleh Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov sebagimana dikutip ChannelNewsAsia.com, Jumat (28/92018).
Dia berpendapat bahwa sudah waktunya untuk mengirim sinyal positif ke Pyongyang untuk mendorong konsesi.
"Langkah-langkah oleh Korut menuju perlucutan senjata bertahap harus diikuti dengan pengurangan sanksi,
Lavrov mengatakan tidak pantas dan terlalu cepat bagi Amerika Serikat dan mitra-mitranya untuk "memberlakukan sanksi pengetatan ketika Korea Utara telah mengambil langkah-langkah penting menuju denuklirisasi.