Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Presiden Jusuf Kalla memperkenalkan tiga kebijakan kelautan Indonesia dalam Inaugural Meeting of the High Level Panel on Building Sustainable Ocean Economy di Museum of Modern Art, New York, AS.
Dikutip dari keterangan resmi Tim Media Wakil Presiden RI, Selasa (25/9/2018), acara tersebut merupakan bagian dari rangkaian agenda yang dihadiri Jusuf Kalla (JK) di New York. Sebelumnya, dia menghadiri Mandela Peace Summit dan The Economic and Social Council (ECOSOC) Summit di markas PBB.
Adapun kebijakan kelautan tersebut yakni, pertama, Kebijakan Samudera Indonesia yang belum lama diluncurkan. Program itu diharapkan dapat berkontribusi terhadap implementasi konkret Global Maritime Fulcrum dengan tujuan mengurangi 75% sampah plastik laut pada 2025.
JK menjelaskan Global Maritime Fulcrum adalah sebuah konsep yang diperkenalkan Presiden Joko Widodo sebagai sarana untuk memanfaatkan kekuatan dan sumber daya maritim Indonesia.
Dalam program tersebut, disusun pula Rencana Aksi Nasional di tingkat regional dan nasional guna menegakan peraturan penangkapan ikan secara ilegal, tidak dilaporkan, dan tidak diatur serta menyelesaikan lebih dari 20 juta kilometer (km) persegi Kawasan Laut Lindung.
Kedua, Indonesia menekankan nilai penyelarasan komitmen politik pada forum regional dan global.
"Dengan mengembangkan platform bersama untuk interaksi dan pertukaran, kami menciptakan sarana untuk mengimplementasikan komitmen melalui tindakan nyata," ujarnya.
Ketiga, Indonesia berusaha menciptakan lautan yang sehat. Untuk itu, Indonesia membutuhkan kemitraan dan kolaborasi dari semua pemangku kepentingan.
JK pun berharap panel tersebut dapat melahirkan hasil substansial dan rekomendasi konkret yang bisa diterapkan di seluruh dunia.
"Tujuan kita adalah untuk mengembangkan rencana aksi global untuk membangun ekonomi kelautan yang berkelanjutan, yang akan menguntungkan kita semua dan generasi masa depan kita," tutupnya.