Bisnis.com, JAKARTA – Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC) masih terus mengirimkan bantuan kepada korban gempa Lombok. Tidak hanya itu, mereka memastikan kebutuhan setiap anak terpenuhi.
Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulanan Bencana (BNPB), dampak gempa Lombok hingga 29 Agustus 2018 menyebabkan 560 orang meninggal dunia, 1.469 orang luka-luka, dan 396.032 orang mengungsi.
Kerusakan fisik meliputi 83.392 unit rumah rusak serta 3.540 unit fasilitas umum dan fasilitas sosial rusak.
Tak luput, ratusan anak-anak menjadi korban dan mengalami trauma akibat gempa bumi yang berulang kali terjadi.
Secara umum, kata Silverius Tasman, Eastern Area Senior Manager YSTC, pada Rabu (5/8/2018), anak-anak korban gempa masih merasakan situasi distress.
"Pengalaman tinggal di kamp pengungsian dengan pelayanan yang terbatas menambah pengalaman stres pada anak-anak. Mereka belum bisa beraktivitas normal seperti sebelum gempa. Kegiatan rutin seperti sekolah belum berjalan normal,” kata Tasman.
Dia menambahkan bahwa fokus YSTC adalah memastikan anak-anak serta keluarga mereka memiliki akses terhadap kebutuhan dasar, memastikan bahwa anak-anak memiliki kemampuan untuk mengatasi pengalaman traumatis melalui dukungan psikososial, dan memastikan anak-anak korban gempa dapat bersekolah lagi serta memastikan sekolah berfungsi kembali.
Terkait dengan tiga hal itu, YSTC telah memberi berbagai bantuan seperti hygiene kit bagi 2.845 KK, shelter kit bagi 2,571 KK, 1.057 kelambu, mendirikan 18 tenda di pengungsian untuk kegiatan rekreasional bersama anak-anak untuk mengurangi pengalaman stres saat gempa, mendirikan sekolah tenda di delapan lokasi, serta memfasilitasi training bagi para guru tentang kegiatan psikososial, pelayanan pendidikan di masa darurat.
YSTC juga menyelenggarakan pelayanan kesehatan seperti demo masak makanan tambahan bagi balita dan pemberian makan tambahan bagi balita, pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, konseling menyusui bagi para ibu yang menyusui, pemberian vitamin A, dan promosi kesehatan.
Sektor pendidikan adalah salah satu prioritas YSTC dalam menangani dampak gempa di Lombok. YSTC berfokus pada penyelenggaraan pendidikan di situasi darurat bagi anak-anak pendidikan anak usia dini (PAUD) dan sekolah dasar (SD).
Dia menjelaskan bahwa sebelum gempa di Lombok, YSTC mengimplementasikan program PAUD di 30 PAUD mulai 2017 sampai 2020 serta Program Percepatan Keaksaraan di 25 SD sampai 2018 di Lombok Utara.
"Respons YSTC di antaranya ingin memastikan keberlanjutan dari apa yang telah dilakukan oleh YSTC sebelum gempa,” lanjut Tasman.
Sejauh ini, banyak pihak telah berkontribusi untuk memenuhi kebutuhan korban gempa termasuk untuk anak-anak. Namun, dengan cakupan wilayah dampak gempa yang luas, kebutuhan mereka belum cukup terpenuhi.
Kebutuhan dasar bagi korban gempa termasuk anak-anak seperti air bersih, sanitasi, makanan, shelter, rasa aman, dan lainnya masih perlu penangan lebih serius.
Penanganan korban gempa mengalami beberapa kendala akibat kondisi reruntuhan gempa. Karena itu, pendataan pengungsi terhambat dan bantuan yang diberikan memerlukan waktu lebih lama untuk bisa sampai ke pengungsi. Diperlukan dukungan banyak pihak agar jangkauan bantuan untuk korban gempa dapat terealisasi.