Bisnis.com, JAKARTA — Pada Jumat (24/8/2018) siang, Menteri Sosial Idrus Marham mundur dari jabatannya di pemerintahan.
Keluarnya Idrus dari kabinet Joko Widodo dikaitkan dengan penyidikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus suap Pembangkit Listrik Tenaga Uap Riau-1.
Sejak kasus ini terungkap, kader Partai Golkar ini kerap dipanggil komisi antirasuah untuk dimintai keterangan sebagai saksi. Jika dihitung, sudah tiga kali dia menjadi saksi
Korupsi PLTU Riau-1 bermula saat KPK melakukan operasi tangkap tangan anggota DPR Eni Maulani Saragih di kediaman dinas Idrus pada 13 Juli lalu. Setelah itu, Idrus beberapa kali datang memenuhi panggilan KPK sebagai saksi.
Di sisi lain, Idrus menjadi menteri kurang dari setahun. Pada 17 Januari 2018, dia ditunjuk Jokowi menggantikan posisi Khofifah Indar Parawansa yang maju sebagai Calon Gubernur Jawa Timur 2018. Sementara itu, karirnya di politik berawal saat pertama kali jadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat pada 1997.
Dua tahun kemudian dia menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai Golkar. Pada periode 2009—2014 dia mundur jadi anggota legislatif karena ditunjuk sebagai Sekretaris Jenderal Partai.
Posisi tersebut terus dia emban sejak 2011 hingga menjelang jadi mensos.