Bisnis.com, DENPASAR - Ada 300 pasien yang sedang menjalani rawat inap di Rumah Sakit Sanglah harus dirawat di luar bangsal seusai terjadi gempa lombok berkekuatan 7 skala richter (SR) yang berimbas ke Bali.
Direktur Medis RSUP Sanglah I Ketuy Sudartana mengatakan ada sekitar 300 pasien yang dirawat dipindahkan dari rumah rawat ke selasar rumah sakit. Pasien terpaksa dirawat di selasar rumah sakit karena ditakutkan mengalami gangguan psikis akibat gempa jika masih berada di dalam ruang rawat. Perawatan di selasar kemungkinan akan terus dilakukan hingga dua hari ke depan atau jika kondisi sudah kembali normal.
"Pasien sendiri masih belum siap dikembalikan ke ruang rawat lantaran ditakutkan terjadi gempa susulan," katanya, Minggu (5/8/2018).
Kata dia, walaupun di rawat di selasar, pasien tetap mendapatkan perawatan selayaknya.
Pantauan Bisnis di lapangan, pihak rumah sakit juga mulai membangun tenda yang nantinya akan menjadi ruang rawat sementara.
Pihak rumah sakit melakukan ini, selain karena khawatir dengan kondisi pasien, juga lantaran beberapa bangunan yang retak hingga lift sejumlah bangunan yang tidak berfungsi.
"Tidak ada korban dan gangguan dari pasien cuma gedung ada yang retak," katanya.
Menurut dia, ada enam pasien yang harus mendapat perawatan di Sanglah akibat tertimpa reruntuhan gempa. Pasien tersebut umumnya mengalami patah kaki dan luka-luka.
"Baru 6 pasien, 2 sudah dilakukan, dan 4 kemungkinan mendapat operasi," katanya.
Sementara, gempa 7 Skala Richter (SR) mengguncang Lombok Utara pukul 19.46 WIB, Minggu (5/8). Gempa yang berlokasi di 8.37 LS, 116.48BT dengan kedalaman 15 Kilometer tersebut berpotensi terjadinya tsunami.