Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Permintaan Hewan Kurban Meningkat 5%

Menjelang Hari Raya Idul Adha, permintaan terhadap hewan kurban diperkirakan meningkat 5% dibandingkan dengan tahun lalu dengan peningkatan harga sebesar 20% dari harga normal.
Ilustrasi-Hewan Kurban/Antara-Saiful Bahri
Ilustrasi-Hewan Kurban/Antara-Saiful Bahri

Bisnis.com, JAKARTA - Menjelang Hari Raya Idul Adha, permintaan terhadap hewan kurban diperkirakan meningkat 5% dibandingkan dengan tahun lalu dengan peningkatan harga sebesar 20% dari harga normal.

Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Peternakan I Ketut Diarmita memperkirakan pada hajatan Idul Adha tahun ini kebutuhan hewan kurban untuk sekitar 1,5 juta ekor atau mengalami kenaikan sekitar 5% dari pemotongan hewan kurban tahun 2017 yang dilaporkan ke Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan.

Dari kebutuhan 1,5 juta ekor hewan kurban terdiri dari sapi sebanyak 462.339 ekor, kerbau sebanyak 10.344 ekor, kambing sebanyak 793.052 ekor, dan domba sebanyak 238.853 ekor.

"Untuk mengantisipasi kebutuhan tersebut Ditjen PKH telah melakukan koordinasi dengan dinas yang membidangi fugsi peternakan dan kesehatan hewan di seluruh provinsi, sehingga kebutuhan hewan tersebut dijamin seluruhnya dapat terpenuhi dari penyediaan ternak lokal," katanya pada Kamis (26/7).

Ketut menambahkan Ditjen PKH dalam rangka mengamankan masyarakat terhadap penularan risiko penyakit zoonosis yang menular dari hewan ke manusia atau sebaliknya telah melaksanakan lima langkah.

Pertama, menyiapkan pilot project tempat pemotongan hewan kurban

di dua titik wilayah di DKI. Kedua, mengirimkan surat edaran ke seluruh dinas untuk meningkatkan pengawasan pemotongan hewan kurban.

Ketiga, membentuk tim pemantau hewan kurban Ditjen PKH untuk melakukan supervisi pengawasan diwilayah Jabodetabek dan melaksanakan rapat koordinasi yang direncanakan pada tgl 1 Agustus 2018. Keempat, bekerjasama dengan lembaga swadaya masyarakat (LSM) untuk membuat dan menyebarkan melalui media sosial tentang penyembelihan hewan kurban yang baik, untuk disebarkan ke seluruh dewan kemakmuran masjid (DKM) di Indonesia.

Kelima, bekerjasama dengan Perguruan Tinggi, LSM dan DKM untuk aktif melakukan sosialisasi penyembelihan hewan kurban yang benar.

"[Langkah ini] supaya tersedia daging kurban yang aman, sehat, utuh dan halal," katanya.

Di sisi lain untuk mengantisipasi kebutuhan daging sapi segar di pasar selama periode hari raya kurban, Ketut mengatakan pemerintah akan mengoptimalkan bakalan siap potong yang ada di kandang feedloter. Menurutnya, berat bagi peternak lokal untuk menyediakan kebutuhan musiman tersebut.

"Sampai tanggal 20 Juli 2018 stok sapi bakalan siap potong sebanyak 30.170 ekor dan stok sapi bakalan yang sedang digemukan sebanyak 140.344 ekor," katanya.

Sementara itu, Ketua Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) Teguh Boediyana mengatakan Idul Adha sudah menjadi event harapan bagi peternak sapi karena harga sapi yang memenuhi syarat untuk berkurban bernilai bagus.

"[Peningkatan harga] bisa sekitar 20% dari harga normal," katanya kepada Bisnis, Rabu (26/7).

Menurutnya, suplai sapi hidup milik peternak dapat mencukupi permintaan pasar. Para peternak sudah menahan sapi-sapinya untuk dipasarkan menjelang hari raya kurban karena pada momentum tersebut sapi jantan yang mereka miliki mendapat harga yang bagus. Sehingga perihal suplai tidak akan jadi kendala.

Namun dia berharap pasar juga akan merespon dengan baik dan penjualan dapat meningkat. "Faktor kondisi ekonomi memiliki korelasi yang besar. Tahun lalu tampaknya pasar bagus. Tahun ini kita berharap petmintaan [lebih] tinggi lagi," katanya.

Dalam pandangannya, konsumen juga mulai beralih dari yang semula membeli kambing untuk berkurban menjadi sapi karena dagingnya lebih banyak daripada 7 ekor kambing. Oleh sebab itu, dia meyakini tahun ini jumlah pengkurban sapi akan lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya.

Namun, satu hal yang menjadi kendala adalah data pemotongan sapi kurban yang dilakukan karena tidak di Rumah Potong Hewan sehingga tidak ada pencatatan dan pelaporan jumlah sapi yang dikurbankan. Selain itu, mata rantai juga perlu menjadi perhatian karena peternak menjual kepada pedagang. Para pedagang ini yang lalu menjual ke lembaga atau perorangan yang butuh.

Sementara itu, Suparto peternak sapi asal Lamongan mengatakan koperasi ternaknya pada tahun ini sudah menyiapkan sapi kurban sejumlah 400-500 ekor untuk dipasarkan ke Jakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Adapun sapi yang diperjualbelikan berjenis sapi Bali, Simental, Madura, Cross dan Limosine dengan berat antara 175 kg - 1 ton. Suparto menjelaskan harga untu satu ekor sapi tergantung pada bobot tubuhnya.

Misalkan sapi dengan berat tubuh minimal 175kg — 200 kg dijual di kisaran harga 13,5 juta per ekor sedangkan untuk sapi berbobot lebih dari 600 kg dijual Rp49.000 per kg berat hidup, dan sapi berbobot lebih dari 800 kg dijual tergantung kondisi karena belum ada penetapan harga pasti.

Namun, Suparto mengatakan permintaan sapi untuk wilayah Jabodetabek turun banyak dibandingkan dengan tahun lalu. Suparto tidak dapat memerincinya secara detil, yang pasti dia berharap semua sapi milik koperasinya dapat terjual habis selama masa Idul Adha.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper