Kabar24.com, JAKARTA - President University meracik ulang kurikulum guna menghadapi era Industri 4.0 yang bersifat disruptif.
"President University telah mengembangkan metode dan sistem akademik tersendiri guna menyiapkan mahasiswanya agar memiliki daya saing, langsung siap kerja, sekaligus memiliki jiwa entrepreneurship," ujar Rektor President University Jony Oktavian Haryanto.
Dengan demikian, sambungnya, mahasiswa diharapkan mampu menjadi agen-agen pembaharuan baik di dunia kerja atau di masyarakat.
"Salah satu keunggulan sistem pendidikan di President University adalah selain menekankan capaian akademis, para mahasiswa juga dididik untuk langsung siap bekerja di berbagai bidang industri dan sekaligus wawasan entrepreneurship," ungkap Jony.
President University kembali menggelar upacara wisuda yang ke-13 di Jababeka Convention Center (JCC), Kota Jababeka, Cikarang, Bekasi, Sabtu (21/7).
Wisuda kali ini mengusung tema Improvement of Entrepreneurial Spirits for Generation Z and Beyond. Melalui tema tersebut, President University inginmengingat kepada para lulusannya agar terus mengembangkan semangat entrepreneurship, baik bagi mereka yang berkarier sebagai eksekutif profesional(kerap disebut intrapreneurship) maupun menjadi pengusaha.
"Untuk menjadi bangsa yang maju dan sejahtera, Indonesia masih banyak membutuhkan hadirnya banyak pengusaha baru, termasuk dari kalangan Generasi Z."
Menurut Jony, ada sebanyak 979 mahasiswa tingkat sarjana (S1) dan pasca sarjana (S2) yang diwisuda. Jumlah tersebut meningkat 24,6% ketimbang lulusan pada 2017 sebanyak 786 mahasiswa. Dari seluruh lulusan tersebut, terdapat 107 mahasiswa internasional yang berasal berbagai negara, seperti China, Uni Emirat Arab dan Vietnam.
Hingga kini terdapat lebih dari 350 mahasiswa asal mancanegara yang telah mengenyam kuliah di President University.
"Kami bangga karena sekitar 90% alumni sudah bisa mendapatkan kerja atau menjadi pengusaha sekitar 6 bulan setelah lulus. Kami menargetkan sebesar 95% lulusan sudah harus bekerja setelah 6 bulan," tegas Jony.
Dwi Larso, Wakil Rektor Bidang Akademik President University, menjelaskan bahwa untuk membuat mahasiswa memiliki daya saing dan langsung siap kerja, President University menerapkan program magang. “Magang ini bersifat wajib,” tegasnya.
Dwi Larso menambahkan, melalui program magang, banyak mahasiswa President University yang sudah diterima bekerja bahkan sebelum mereka diwisuda. "Ini sekaligus bukti betapa lulusan President University memiliki daya saing yang tinggi di pasar tenaga kerja.”
Selain itu, untuk menghadapi era industri 4.0 yang bersifat disruptif, President University terus mempertajam kurikulumnya yang bertumpu pada pengembangan karakter lulusan.
"Kurikulum itu ibarat mesin dan kami meracik ulang sesuai dengan tuntutan zaman. Paling tidak ada tiga basis utama, yakni karakter, skill, dan knowledge," tegasnya.
Menurutnya, bangsa Indonesia membutuhkan entrepreneurs yang berintegritas dan berwawasan global. "Jadi kami tidak hanya meracik ulang kurikulum tetapi juga membuat ekosistem untuk menciptakan leader dan entrepreneurs tangguh."
Hadapi Era Industri 4.0, President University Racik Ulang Kurikulum
President University meracik ulang kurikulum guna menghadapi era Industri 4.0 yang bersifat disruptif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Newswire
Editor : Bambang Supriyanto
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
5 jam yang lalu