Bisnis.com, JAKARTA - Delegasi Kerajaan Arab Saudi meresmikan program inisiatif baru dalam layanan jamaah haji Indonesia di Bandara Soekarno Hatta, Selasa (17/7/2018), untuk memberi kemudahan pada proses kedatangan jamaah saat tiba di Arab Saudi.
Dengan “Makkah Route” yang merupakan salah satu program dalam Visi 2030 ini, semua prosedur kedatangan atau keimigrasian, seperti biometrik, sidik jari dan lainnya dilakukan di Indonesia, sehingga ketika tiba di Arab Saudi, jamaah akan melalui jalur khusus di Jeddah dan Madinah dan tidak berlama-lama untuk mengantri. Para jamaah akan langsung ke bus dan menuju tempat pemondokan masing-masing dimana mereka juga akan menerima barang-barang bawaannya disana.
“Ini merupakan inisiatif Arab Saudi terkait dengan memberikan kemudahan jamaah haji kepada jemaah seluruh dunia. Alhamdulillah program ini berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang ditentukan sehingga memberikan kemudahan yang baik dengan jamaah haji Indonesia yang berjumlah sekitar 500 orang yang merupakan kloter pertama dari Indonesia yang akan berangkat ke Tanah Suci,” kata pejabat Keimigrasian Arab Saudi Jenderal Sulaiman Ali Yahya.
Menurutnya, program ini merupakan yang pertama dilakukan untuk Indonesia, dan baru dipraktikkan di Bandara Soekarno Hatta. "Kami lakukan juga di negara lain seperti Malaysia. Untuk Indonesia baru di Jakarta, tapi kami siap melakukan di tempat lain jika pemerintah Indonesia membutuhkannya sehingga lebih banyak lagi jamaah haji yang dapat dilayani,” sambung Sulaiman.
Dia menjelaskan pemerintah Raja Salman sangat jelas untuk memberikan kemudahan bagi jamaah haji Indonesia yang terkenal sebagai jamaah haji terbaik seluruh dunia. Adapun dalam prosesnya disebutkan bisa selesai dalam waktu satu jam dalam proses kedatangan bagi para jamaah haji Indonesia untuk kloter awal sebanyak sekitar 500 jamaah.
Uji coba penerapan inisiatif ini bagi jamaah haji Malaysia terbukti berhasil pada musim haji 1438 H yang terdiri dari dua tahapan, pertama meliputi dua kloter yang membawa 75 jamaah, dan tahapan kedua meliputi lima kloter yang membawa sekitar 1.600 jamaah, dan mendapatkan sambutan luar biasa, baik dari pemerintah maupun warga Malaysia.