Bisnis.com, JAKARTA--Pengurus Besar Nahdlatul Ulama mengkritisi Program Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme. Deradikalisasi dinlai belum maksimal karena masih ada alumni program itu yang terkait ledakan bom di Pasuruan Jawa Timur.
Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj mengemukakan Program Deradikalisasi itu hanya berhasil terhadap anak-anak yang terkena radikalisme dan kelompok teroris yang belum militan. Namun, dia berpandangan jika ada kelompok yang sangat militan, program itu tidak akan berfungsi maksimal terhadap narapidana teroris.
"Deradikalisasi itu bisa berhasil kepada anak-anak atau kelompok yang belum militan. Misalnya ada anak sekolah atau mahasiswa yang belum militan dan masih gamang, program itu pasti berhasil. Tapi kalau sudah sampai 10 tahun ikut ajaran radikal, itu tentu saja sulit," tuturnya, Rabu (11/7/2018).
Padahal menurutnya, jika tepat sasaran, Program Deradikalisasi BNPT tersebut bisa sangat efektif untuk menetralisir semua paham radikal yang ada di Indonesia. Dia menyarankan agar BNPT menggandeng seluruh pemangku kepentingan untuk menggarap program itu, sehingga dapat berjalan maksimal di Indonesia.
"Untuk menangkal terorisme memang dibutuhkan program itu. Butuh stakeholder seperti BNPT, Khatib, kiai-kiai dan Pesantren. Kalau penanganan tindak pidana terorismenya nanti baru di ranah Kepolisian," katanya.