Bisnis.com, JAKARTA -- Andres Manuel Lopez Obrador memenangkan Pilpres Meksiko yang digelar Minggu (1/7/2018), berdasarkan hasil exit poll.
Jika exit poll sesuai dengan hasil perhitungan resmi, maka Lopez Obrador akan menjadi Presiden Meksiko pertama dari sayap kiri selama beberapa dekade terakhir.
Reuters melansir Senin (2/7), para rivalnya sudah menyampaikan ucapan selamat dan mengakui kekalahan dari mantan Gubernur Mexico City itu.
Hasil exit poll dari konsultan politik Parametria menunjukkan Lopez Obrador menang antara 53%-59%, jauh meninggalkan para calon presiden lainnya yaitu Jose Antonio Meade, Ricardo Anaya, dan Jaime Rodriguez Calderon.
Sementara itu, konsultan politik Consulta Mitofsky menyatakan hasil exit poll mereka memperlihatkan Lopez Obrador mendapatkan 43%-49% suara.
Jika hasil ini diperkuat oleh hasil penghitungan suara resmi, maka Institutional Revolutionary Party (PRI) akan mengalami kekalahan yang cukup besar. PRI bisa disebut sebagai partai yang paling lama berkuasa di Meksiko dalam 89 tahun terakhir.
PRI juga merupakan partai pendukung Presiden Enrique Pena Nieto, yang menjabat sejak 2012.
Lopez Obrador sebelumnya menjadi runner up dalam Pilpres 2006 dan 2012. Dia menyatakan akan membawa Meksiko mencapai pertumbuhan ekonomi yang signifikan setelah selama beberapa tahun terakhir terpuruk.
Lopez Obrador juga sudah berjanji menghapus kekerasan antar gang yang makin sering terjadi, menghapus kesenjangan sosial, dan menaikkan upah serta dana bantuan sosial.
Presiden AS Donald Trump pun telah memberikan ucapan selamat kepadanya.
"Selamat kepada Andres Manuel Lopez Obrador yang menjadi Presiden Meksiko selanjutnya. Saya sangat menanti bekerja bersama dengannya. Ada banyak hal yang harus dilakukan yang akan memberikan keuntungan bagi AS dan Meksiko!" paparnya melalui Twitter.
Hubungan antara AS dan Meksiko menunjukkan ketegangan dalam beberapa waktu terakhir karena isu imigran ilegal dan dinding pemisah yang ingin dibangun Trump di perbatasan kedua negara, serta isu perdagangan terkait perjanjian dagang North American Free Trade Agreement (NAFTA) yang masih belum rampung.