Bisnis.com, SIMALUNGUN – Jasad korban KM Sinar Bangun yang sudah tenggelam di dasar Danau Toba selama 14 hari kemungkinan tidak akan utuh jika harus dievakuasi.
Pencarian jasa korban KM Sinar Bangun di dasar Danau Toba sedalam 450 meter saat ini mengandalkan jaring pukat.
Untuk itu, Bupati Simalungun, JR Saragih, memfasilitasi pertemuan dengan keluarga korban di Pamatang Raya. Pertemuan perlu dilakukan untuk mengambil satu kesepakatan, para korban dibiarkan tetap di danau atau diangkat ke daratan.
“Proses evakuasi berisiko pada ketidak-utuhan jasad korban, karena sudah 14 hari sejak kejadian,” ujarnya seperti dirilis Antara Minggu (1/7/2018).
Terkait proses evakuasi korban, penggunaan jaringan pukat dipasang di dua unit kapal penyeberangan feri KMP Sumut I dan II ke lokasi temuan gambar para korban, muatannya berupa sepeda motor dan bagian kapal.
Sementara itu robot ROV milik Basarnas serta Balai Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang tersangkut di dalam perairan, "diistirahatkan" untuk perbaikan.
Direktur Operasional Basarnas, Bambang Suryo Aji mengatakan, pihaknya akan mendatangkan robot sejenis ROV (remotely operated vehicle) yang juga berkemampuan mengangkat benda.
Alat itu nantinya diupayakan mengangkat jasad para korban yang berada di dasar danau di kedalaman 455 meter.
Aktivitas di Pelabuhan Tiga Ras Kabupaten Simalungun yang menjadi posko utama tidak seramai dan sesibuk seperti biasanya.
Kelompok-kelompok orang yang berada di area pelabuhan didominasi warga yang memanfaatkan waktu libur untuk menyaksikan proses pencarian.