Bisnis.com, JAKARTA — Papua Nugini mengumumkan keadaan darurat, membekukan pemerintah provinsi, dan mengirim pasukan ke dataran tinggi berbatu untuk memulihkan ketertiban setelah perusuh terus mengamuk dan membakar.
Kekerasan sering merusak pedalaman terpencil negara kaya sumber daya itu, tempat perselisihan suku dan tanah membebani politik daerah.
Kerumunan bersenjata, yang marah atas kegagalan tentangan pengadilan terhadap pemilihan gubernur, membakar pesawat terbang, menjarah gudang dan membakar gedung di Mendi, Ibu Kota Provinsi Southern Highlands, minggu ini.
Papua Nugini mengumumkan keadaan darurat sembilan bulan di provinsi itu dan menghentikan sementara pemerintahnya, kata Perdana Menteri Peter O'Neill pada Jumat (15/6/2018).
"Tindakan orang-orang yang semberono merusak properti di Mendi telah membuat jijik bangsa," kata O'Neill di lamannya.
Dia memnambahkan bahwa polisi akan menyelidiki setiap penghasut dan setiap orang yang terlibat dalam kerusuhan.
Baca Juga
Thomas Eluh, mantan polisi dan yang bertindak sebagai pengelola di provinsi tersebut, telah diberi kekuatan darurat konstitusional.
Polisi, termasuk regu mobil, katanya, segera dikerahkan bersama dengan penyelidik criminal.
Media Loop PNG melaporkan bahwaLebih dari 200 tentara Pasukan Pertahanan Papua Nugini akan diterbangkan ke Kota Mount Hagen pada Sabtu sebelum melakukan perjalanan ke Mendi. Laporan gerakan pasukan tidak dapat dipastikan secara mandiri.
“Penjarah menggeledah gudang pasokan bantuan gempa selama kerusuhan Mendi,” kata Barclay Tenza, juru bicara bencana provinsi.
"Mereka mengambil semua bahan makanan," katanya melalui telepon dari Port Moresby, Ibu Kota Papua Nugini.
Sumber: Antara/Reuters