Mudik kali ini sangat berbeda bagi Feni, seorang pegawai swasta di Jakarta. Jika di tahun-tahun sebelumnya cukup simpel, kali ini persiapannya lebih ribet.
Tahun ini ia mudik ke Bandung tak seorang diri, tetapi dengan si kecil dan suami. “Iya ini pertama kalinya mudik bareng anak,” katanya.
Feni mengaku lebih fokus untuk mempersiapkan kebutuhan anak saat diperjalanan agar tidak rewel dalam perjalanan. “Jadi perginya pas jam tidur anak. Misalnya pas tidur siang atau malam, jadi dia nggak rewel anaknya,” katanya.
Ibu satu anak ini mulai menyiapkan persediaan bekal makanan dan mainan agar sang buah hati tidak bosan selama perjalanan. Kuncinya sediakan makanan, mainan, dan selimut yang dipisah di satu tas supaya lebih mudah diambil.
Feni akan jadi satu dari jutaan orang yang mudik Lebaran tahun ini. Jutaan orang akan bergerak bersama-sama menuju kampung halaman masing-masing.
Persiapan detail seperti yang dilakukan Feni sangatlah penting, agar kebahagiaan berhari raya di kampung halaman tidak terganggu. Selain soal kendaraan atau moda transportasi umum yang dipilih, prioritaskanlah masalah kesehatan.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Ari Fahrial Syam mengatakan bahwa untuk persiapan fisik, pemudik perlu istirahat cukup sebelum berangkat, terutama bagi yang menggunakan jalur darat mengingat waktu tempuh tidak dapat diprediksi.
Mulailah perjalanan mudik pada malam hari karena suhu udara yang lebih dingin dan perjalanan yang lebih lengang. Tapi ingat, Anda perlu memperhitungkan bahwa orang lain juga berpikir sama, sehingga tetap saja perjalanan akan padat merayap.
Guna menjadi tubuh tetap bugar dan sehat, menurut Ari, pemudik dapat menyempatkan untuk olahraga kecil di area istirahat seperti melakukan gerakan relaksasi khususnya untuk kaki, tangan, dan leher. Setidaknya untuk meregangkan otot setelah duduk terlalu lama dalam perjalanan mudik.
“Manfaatkan juga tempat istirahat untuk bisa buang air kecil agar jangan sampai menahan kencing yang akan berakibat pada infeksi saluran kencing,” kata Ari
Meskipun menggiurkan, jangan sembarangan membeli makanan dan minuman di pinggir jalan mengingat kualitasnya yang belum tentu baik. Siapa nyana makanan sudah kedaluwarsa.
“Usahakan membawa bekal selama berjalanan. Namun bekal makanan selama perjalanan harus diperhatikan bahwa makanan basah atau nasi dan lauk-pauk yang dibawa tidak dikonsumsi kurang dari 6-8 jam setelah pembuatan,” terangnya.
Tak dapat dipungkiri saat melakukan perjalanan mudik terkadang susah untuk mencari makanan yang ideal untuk kesehatan, sehingga tak jarang orang-orang hanya makan makanan seadanya.
Tak kalah penting adalah membawa obat-obatan sederhana seperti obat anti diare, obat sakit kepala, obat anti alergi agar kesehatan tetap terjamin, selain itu juga obat anti mual khususnya untuk mencegah mabuk perjalanan yang panjang.
Persiapkan pula kartu asuransi atau BPJS Kesehatan jika sewaktu-waktu dibutuhkan. Ketahui pula jaringan rumah sakit yang jadi provider kartu asuransi Anda.
Mudik Lebaran bukan hanya perkara migrasi orang, tapi ada triliunan rupiah dana siap dibelanjakan di daerah, dibagi keponakan, saudara dan tetangga. Tapi jangan kalap, karena setelah libur Lebaran masih ada hari-hari lain. Anda tentu tak ingin menyesal, kan?
Maka itu, persiapkan juga finansial agar tidak tekor di kemudian hari. Jangan biarkan keuangan Anda kacau sehabis Lebaran. Ingatlah, masih ada masih ada pembayaran uang sekolah anak dan kebutuhan rutin lain sebelum gajian berikutnya tiba.
Perencana keuangan Irshad Wicaksono Ma’ruf punya beberapa siasat supaya keadaan finansial tetap bisa seimbang hingga pascalebaran. Pertama, yang seharusnya dilakukan adalah mencatat semua kegiatan saat lebaran dan mudik. Terkesan sederhana, tapi percayalah, ini berguna.
Catat mulai dari ke mana tujuan, berapa lama, naik kendaraan apa, apa saja yang dibawa misalnya oleh-oleh, kegiatan selama di kota tujuan Anda, tempat tinggal dan akomodasi, pengeluaran untuk sanak saudara, kerabat dan orang tua. Sebaiknya membuat list yang lengkap agar terencana dengan baik.
Kedua, setelah membuat daftar, susun anggaran Lebaran dan mudik Anda. Anggaran dibuat agar Anda tidak kebablasan mengeluarkan uang.
Ingat, jangan mengedepankan emosi saat menyusun anggaran dan ajak pasangan serta anak-anak diskusi menentukan pos pengeluaran. Dengan begitu, semua anggota keluarga merasa dilibatkan dan bisa saling mengingatkan saat ‘eksekusi’ di lapangan bila pengeluaran mulai melebihi anggaran.
Ketiga, mempersiapkan dana Lebaran dan mudik, bisa dari gaji dan THR (bagi karyawan) atau hasil usaha (bagi pengusaha). Yang harus dipastikan dana tersebut sudah bersih dari pengeluaran rutin. Selain itu jangan lupa membayar zakat.
Agar dana lebaran dan mudik maksimal bisa dengan kurangi pengeluaran yang tidak perlu seperti kebiasaan buka bersama. Perhatikan gesekan kartu kredit Anda, utang-utang itu butuh dilunasi.
Keempat, jangan membawa uang tunai dalam jumlah besar, sesuaikan saja dengan yang sudah direncanakan. Kalau perlu uang tunai dibuat pos secara manual, misalnya dimasukkan ke dalam amplop untuk pos-pos kegiatan saat mudik dan Lebaran.
Kelima, jalankan yang sudah direncanakan, karena disiplin adalah kunci kemenangan manajemen keuangan Lebaran. Libatkan pasangan dan anak, karena godaan setan untuk boros itu harus dihadang bersama-sama.
Pencatatan dan perencanaan itu berguna tidak hanya untuk satu Lebaran. Menurut perencana keuangan OneShildt M. Andoko, bujet dan realisasi bisa dijadikan pertimbangan lebaran selanjutnya. Biasakanlah untuk surplus. Jangan kuras dana darurat untuk biaya mudik.