Bisnis.com,MAGELANG -- BPBD Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta merilis Gunung Merapi, kembali meletus susulan pada Jumat malam sekitar pukul 21.00 WIB dengan durasi durasi 56 detik menit, Amax 29 tinggi kolom 1.000 meter.
Gunung Merapi sebelumnya juga meletus freatik pada pukul 20.24 WIB dan pada pagi hari pukul 08.20 WIB.Dengan demikian sepanjang hari ini Gunung Merapi meletus tiga kali.
Gunung Merapi dengan wilayah meliputi sejumlah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istiewa Yogyakarta mengalami letusan kedua pada Jumat, pukul 20.24 WIB dengan material yang keluar membentuk kolom asap mencapai ketinggian sekitar 2.500 meter dari puncak.
Petugas pengamat Gunung Merapi di Pos Babadan Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang Triyono yang dihubungi di Magelang, Jumat malam, mengatakan letusan kedua pada hari ini terjadi pukul 20.24 WIB selama sekitar 1,5 menit.
"Letusannya selama sekitar 1,5 menit, untuk kolom asap teramati dari pos kami," katanya.
Letusan pertama pada Jumat ini terjadi pada pukul 08.20 WIB selama dua menit dengan ketinggian kolom asap mencapai 6.000 meter dari puncak Gunung Merapi.
Hingga saat ini, status aktivitas Gunung Merapi berada di level II atau waspada, dengan salah satu rekomendasi berupa larangan aktivitas masyarakat di radius tiga kilometer dari puncak Merapi.
Petugas pengamat Gunung Merapi di Pos Jrakah Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah Yulianto menyatakan bahwa letusan kedua Merapi pada Jumat ini juga teramati dari pos setempat.
"Kebetulan puncak gunung terlihat cerah dari sini malam ini, sehingga bisa diamati secara visual. Kalau hasil pengukuran kolom asap dari letusan kedua ini mencapai 2.500 meter dari puncak," katanya.
Dia menyebut arah angin saat terjadi letusan kedua ke timur laut.
Masyarakat di kawasan Gunung Merapi hingga saat ini tetap diminta tenang namun meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi perkembangan aktivitas gunung tersebut.
Masyarakat di berbagai dusun dan desa di kawasan lereng Gunung Merapi hingga saat ini meningkatkan ronda malam di lingkungan masing-masing untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya peningkatan aktivitas gunung tersebut.