Bisnis.com, JAKARTA - Jumlah calon jemaah haji Indonesia yang saat ini masuk daftar antrean telah mencapai 2,5 juta orang. Luar biasa panjangnya. Dari total tersebut, mayoritas adalah lulusan Sekolah Dasar.
"Jumlah pendaftar yang lulusan SD mencapai 941.183 orang," ungkap Abdul Djamil, mantan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag, dikutip dari laman Kemenag.
Mengutip data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (siskohat) Kementerian Agama, Abdul menjelaskan jumlah tersebut melampaui tamatan SMA 721.685 orang, lulusan strata 1 (S1) sebanyak 641.614 orang, dan lulusan SMP sebanyak 351.969 orang.
Menurut dia, demografi pendidikan tersebut kemudian menyebabkan pelayanan dan pembinaan haji menjadi tantangan tersendiri.
"Realitas ini perlu disadari oleh pembimbing jemaah saat manasik, bahwa ada yang tidak tamat SD dan ada pula yang doktor sehingga penyampaian materi harus disesuaikan dengan kondisi jemaah," ujarnya.
Selain pendidikan, keragaman jemaah Indonesia juga tampak pada pengalaman bepergian. "Jangankan ke Mekkah bahkan yang belum pernah ke Jakarta pun banyak," ujarnya.
Kondisi tersebut, paparnya, menempatkan Indonesia sebagai negara dengan heterogenitas calon jemaah haji tertinggi di dunia. Fakta ini menjadi tantangan tersendiri bagi petugas haji dalam mewujudkan calon jemaah haji (calhaj) yang mandiri.
Abdul mengajak petugas haji untuk penuh kesabaran dan pengertian saat melayani jemaah haji di Tanah Suci. Petugas harus mampu memberikan pengertian soal praktik ibadah haji dengan sederhana.
"Proses perjalanan haji perlu dijelaskan dengan sederhana sehingga mereka yang telah memiliki pengetahuan haji tinggi bisa mengerti bahwa ada juga orang yang tidak tahu sama sekali yang perlu dilatih," tuturnya.