Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Khawatir Aktivitas Merapi, Puluhan Siswa Bermalam di Sekolah

Khawatir dengan peningkatan aktivitas Gunung Merapi, puluhan siswa SMP Muhammadiyah 2 Sawangan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, yang tinggal di lereng gunung api tersebut lebih memilih bermalam di sekolahnya selama tes penilaian akhir tahun (PAT).
Sejumlah siswa mengerjakan soal ujian kenaikan kelas di SDN Srunen, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Selasa (22/5/2018). Pihak sekolah tetap menyelenggarakan ujian kenaikan kelas dengan pendampingan oleh tim penyelamat serta angkutan transportasi untuk evakuasi siswa jika terjadi letusan susulan Gunung Merapi. (ANTARA/Hendra Nurdiyansyah)
Sejumlah siswa mengerjakan soal ujian kenaikan kelas di SDN Srunen, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Selasa (22/5/2018). Pihak sekolah tetap menyelenggarakan ujian kenaikan kelas dengan pendampingan oleh tim penyelamat serta angkutan transportasi untuk evakuasi siswa jika terjadi letusan susulan Gunung Merapi. (ANTARA/Hendra Nurdiyansyah)

Bisnis.com, MAGELANG - Khawatir dengan peningkatan aktivitas Gunung Merapi, puluhan siswa SMP Muhammadiyah 2 Sawangan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, yang tinggal di lereng gunung api tersebut lebih memilih bermalam di sekolahnya selama tes penilaian akhir tahun (PAT).

Guru SMP Muhammadiyah 2 Sawangan Ahmad Taufik di Magelang, Kamis, menyampaikan prihatin terhadap para siswanya yang tinggal di lereng Gunung Merapi yang saat ini aktivitasnya sedang meningkat.

"Guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, maka pihak sekolah meminta mereka untuk bermalam di sekolah selama berlangsung PAT," katanya.

Ia menyebutkan mereka yang bermalam di sekolah tersebut tinggal di daerah yang jaraknya cukup dekat dengan puncak Merapi, antara lima hingga enam kilometer, yakni di Tlogolele, Karang, dan Stabelan.

"Kami dari pihak sekolah sangat prihatin dan kami peduli pada anak-anak untuk memberikan rasa aman, rasa tidak terbebani khususnya selama berlangsung PAT ini, sehingga pada saat tes ini anak-anak tidak merasa was-was sehingga bisa belajar dengan tidak ada rasa ketakutan dan bisa konsentrasi," katanya.

Ia menuturkan dalam beberapa hari terakhir anak-anak dari Tlogolele jika berangkat dan pulang sekolah selalu terkena dampak abu vulkanik yang bisa mengganggu kesehatan.

"Tujuan kami hanya sederhana, bagaimana mengamankan PAT 2018 dan anak-anak bisa aman, bisa konsentrasi dan mudah-mudahan tidak ada apa-apa dan tidak terjadi kondisi yang lebih berat dan prestasi anak tetap terjaga.

Ia mengatakan yang terdampak langsung sebenarnya ada 30 anak dari Tlogolele, Stabelan, Karang, dan Sengi. Mereka adalah kelas VII dan VIII.

"Prioritas kami sekarang ini mangamankan anak-anak yang tinggal di radius lima hingga selapan kilometer dario puncak Merapi. Mereka bermalam di sekolah dan semua kebutuhan dicukupi sekolah dan yang lebih penting malamnya bisa belajar dengan tenang," katanya.

Ia menyampaikan anak-anak kemarin mengeluh tidak belajar karena khawatir dengan kondisi Merapi yang dalam beberapa hari terakhir terjadi letusan freatik.

Siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 2 Sawangan, Dila Ardiani menyampaikan terima kasih bisa bermalam di sekolah selama PAT.

"Kalau di rumah cukup cemas dan tidak bisa konsentrasi belajar, karena beberapa kali sebelum terjadi letusan freatik keluar suara gemuruh dari perut gunung," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Fajar Sidik
Sumber : antaranews
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper