Bisnis.com, JAKARTA -- Bank sentral Meksiko mengungkapkan serangan siber terhadap perbankan negara Amerika Utara itu berdampak terhadap hilangnya 300 juta peso atau sekitar Rp215,5 miliar.
Gubernur Bank of Mexico Alejandro Diaz de Leon, seperti dilansir Reuters, Kamis (17/5/2018), mengatakan aparat berwenang masih mencoba mengetahui bagaimana para kriminal siber itu bisa membuka koneksi ke sistem pembayaran perbankan untuk mengirim perintah transfer dana palsu.
Dia menolak menyebutkan identitas perusahaan yang menjadi korban, tapi menyatakan ada 3 bank, 1 broker, dan 1 kelompok kredit (credit union) sudah menemukan praktik transfer dana palsu ini.
Dana ratusan juta peso itu hilang setelah melalui berbagai transaksi tidak wajar. Namun, Diaz de Leon menuturkan sebagian di antaranya masih belum ditarik oleh pelaku dan masih bisa diselamatkan.
Dalam kasus ini, terjadi sejumlah perintah transfer dana dari lembaga keuangan ke beberapa rekening-rekening. Perintah transfer itu ternyata palsu dan dana yang masuk ke rekening tujuan langsung diambil oleh pelaku.
Perlambatan proses transfer dana yang terjadi sejak akhir April 2018 di Meksiko memunculkan kekhawatiran terjadinya serangan siber di negara itu. Bank of Mexico baru bersedia mengakui adanya serangan siber lebih dari dua pekan sejak kejadian.
"Kami menyadari hal ini sangat mempengaruhi para pengguna dan kami menyesalkannya dan kami sedang mengambil langkah segera untuk memperbaiki sistem secepatnya dengan keamanan penuh," lanjut Diaz de Leon.
Dia menerangkan sistem pembayaran elektronik yang diserang tidak mendapat penyerangan secara langsung dan dana masyarakat tetap aman.