Bisnis.com, JAKARTA - Pasukan Irak, yang berkoordinasi dengan pasukan Suriah dan didukung militer Amerika Serikat, berhasil menangkap lima pemimpin senior ISIS paling dicari.
Juru bicara militer Amerika Serikat, Kolonel Angkatan Darat Ryan Dillon, mengkonfirmasi penangkapan para pemimpin ISIS itu pada Kamis (10/5/2018).
"Penangkapan itu merupakan pukulan signifikan bagi ISIS," kata Dillon seperti dilansir Chicago Tribune pada Kamis (10/5/2018).
Seorang juru bicara Pentagon, Mayjen Adrian J.T. Rankine-Galloway, mengatakan Amerika Serikat memuji langkah pasukan keamanan Irak terkait penangkapan para milisi ISIS itu di perbatasan Irak-Suriah.
"Penangkapan ini merupakan pukulan yang signifikan bagi ISIS, karena kami terus menghapus kepemimpinan dan pejuangnya dari medan perang," kata Rankine-Galloway.
Mengutip laporan Reuters pada Kamis (10/5/2018), para tokoh ISIS itu ditangkap setelah dijebak menggunakan akun aplikasi Telegram milik seorang milisi ISIS, yang telah lebih dahulu ditangkap.
Baca Juga
ISIS tidak lagi mengontrol wilayah signifikan di dalam, Irak tetapi tetap berkeliaran di wilayah Suriah di sepanjang perbatasan Irak.
Koalisi pasukan Amerika Serikat mendukung pasukan darat Irak dan pejuang Suriah, yang dikenal sebagai Pasukan Demokrat Suriah, dalam perang lebih dari tiga tahun melawan ISIS.
Setelah pasukan Irak merebut kembali Kota Mosul dari ISIS pada musim panas lalu, pasukan Suriah di sisi lain perbatasan mengklaim serangkaian kemenangan cepat. Kampanye itu terhenti baru-baru ini ketika Turki meluncurkan serangan lintas-perbatasan ke utara Suriah.
Awal bulan ini koalisi mengumumkan dorongan untuk membersihkan kantong-kantong terakhir tempat gerombolan ISIS berkeliaran di Suriah.
Penangkapan itu juga diapresiasi Presiden AS, Donald Trump, melalui cuitan di Twitter.
"Mereka yang ditangkap adalah lima pemimpin ISIS yang paling dicari," demikian kicau Trump, Kamis (10/5/2018).
Hingga kini nama-nama milisi yang diduga tangan kanan gembong ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi, itu belum dirilis ke publik.
Seperti dilansir Sputnik, ISIS muncul di Irak pada musim panas 2014 dan mulai menguasai hampir sepertiga wilayah negara itu. Pada puncak kekuasaannya, ISIS memproklamirkan kekhalifahannya membentang dari tepi Aleppo di Suriah ke sebelah utara ibukota Irak Baghdad.
Sekarang dengan semakin tersudutnya kelompok teror itu, operasi anti-ISIS difokuskan untuk menargetkan para ekstremis yang tersisa.