Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perundingan Perdagangan AS-China Masih Akan Berlanjut

Delegasi penasihat ekonomi Pemerintahan Trump telah kembali dari Beijing dengan tangan kosong. Pertemuan itu hanya semakin meyakinkan bahwa Amerika Serikat dan China beridiri di sisi yang berseberangan di dalam menangani isu perdagangan.
ilustrasi perdagangan./.Bloomberg
ilustrasi perdagangan./.Bloomberg

Kabar24.com, JAKARTA – Delegasi penasihat ekonomi Pemerintahan Trump telah kembali dari Beijing dengan tangan kosong. Pertemuan itu hanya semakin meyakinkan bahwa Amerika Serikat dan China beridiri di sisi yang berseberangan di dalam menangani isu perdagangan.

Delegasi AS yang dipimpin oleh Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin menyimpulkan perundingan dua hari dengan pejabat ekonomi China yang dipimpim PM Liu He pada akhir pekan lalu hanya menghasikan kesepakatan untuk terus melanjutkan perundingan.

Adapun waktu dan tempat untuk perundingan selanjutnya belum lagi diumumkan. Sementara itu, ancaman Trump untuk mengenakan tarif hingga US$150 miliar atas produk impor asal China masih terlihat di permukaan.

Ekonom memandang, keduabelah pihak sama-sama keras kepala dengan memberikan daftar permintaan yang tidak bisa dituruti oleh pihak yang lain.

Trump ingin agar China mengurangi surplus perdagangan secara tahunannya dengan AS setidaknya sebesar US$200 hingga 2020 dan tidak boleh membalas tarif yang dikenakan AS.

Sementara China ingin agar AS menhentikan investigasinya terkait akuisisi yang dilakukan China atas perusahaan teknologi AS. Pejabat senior China yang tidak ingin disebutkan identitasnya kemudian menambahkan, Pemerintahan Presiden Xi Jinping tidak akan menerima kondisi apapun dari AS terkait surplus perdagangan maupun ambisi pengembangan manufaktur tersebut.

“Pertemuan pekan lalu sepertinya hanya mengarah pada penghentian ‘pertempuran’ untuk sementara,” kata Esward Prasad, pakar China di Cornell University, seperti dikutip Bloomberg, Minggu (6/5/2018).

Dia melanjutkan, dunia internasional akan melihat tensi perdagangan bisa semakin panas. Pasalnya, kini semakin jelas bahwa AS ingin kesepakatan dari China dan berharap Negeri Panda akan menyerah. Di sisi lain, China menginginkan perundingan dengan AS bukannya mengalah.

Adapun media tidak banyak mendapatkan informasi terkait perundingan tersebut. Pasalnya, media terbesar milik China telah dilarang melaporkan apapun selain rilis pers yang diberikan pejabat pemerintah.

Tidak lama setelah perundingan berakhir, pada Jumat (4/5/2018) malam, Trump mengumumkan, dia akan mengadakan pertemuan dengan delegasi ekonominya pada Sabtu (5/5/2018) untuk menilai hasil perundingan

“Kami akan rapat besok untuk menentukan hasilnya, tapi ini sangat sulit bagi China karena mereka sangat dimanjakan oleh kemenangan perdagangan AS,” cuit trump lewat akun Twitter-nya.

Ketika berbicara di Cleveland pada Sabtu (5/5/2018), Trump juga menambahkan bahwa AS siap untuk mengatur kembali perdagangannya dengan China. Dia menekankan, “jangan biarkan siapapun mengatakan bahwa defisit perdangangan itu baik.”

Gedung Putih menilai perundingan dengan China dilakukan dengan pertukaran yang jujur. Hal itu dilakukan dengan menekankan perdagangan yang adil dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, bahkan untuk China.

Adapun Trump akan mengumumkan langkah berikutnya setelah mendapatkan pengarahan dari penasihat ekonominya ketika mereka kembali ke Washington.

“Investor mungkin menyimpulkan, sangat sulit mencapai kesepakatan sekarang daripada yang dipikirkan pelaku pasar seminggu atau sebulan yang lalu,” ujar Kevin Warsh, mantan Gubernur The Fed.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Nicken Tari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper