Bisnis.com, JAKARTA - Dengan pernyataan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang siap menjadi calon presiden saat perayaan Hari Buruh 1 Mei kemarin maka persaingan babak kedua antara dia dan Presiden Jokowi seolah-olah sudah dimulai.
Sebelumnya, sempat ada keraguan ketika Prabowo dideklarasikan sebagai capres dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Partai Gerindra baru-baru ini. Deklarasi itu dinilai lebih bersifat internal karena tidak disampaikan secara luas dan terbuka seperti yang dilakukan pada perayaan hari buruh tersebut.
Secara terbuka pula Prabowo menerima mandat dari Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) untuk maju sebagai Capres 2019.
"Akhirnya hari ini saya menandatangani ini di depan Anda sekalian sebagai calon presiden dan pemimpin kalian yang telah menyampaikan kepada saya," ujarnya di hadapan puluhan ribu massa buruh di Lapangan Monas, Selasa (1/5/2018).
Memang, Presiden Jokowi dan Prabowo boleh saja disebut sebagai bakal calon presiden karena belum mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Akan tetapi di mata publik, meski secara resmi masa kampanye akan berlangsung pada 13 Oktober 2018, keduanya seperti sudah berhadap-hadapan sebagaimana yang terjadi pada Pilpres 2014.
Presiden Jokowi pun menyatakan menghormati keputusan pencapresan Prabowo Subianto. Artinya, ‘film lama’ siap diputar kembali dengan tahun dan tanggal yang berbeda.