Kabar24.com, JAKARTA – Gubernur Bank Sentral Jepang (BOJ) mengatakan bahwa politik tidak akan mempengaruhi BOJ untuk keluar dari kebijakan moneter longgar. Pernyataannya itu semakin menguatkan sinyal bahwa bank sentral tidak akan mengurangi ultra stimulusnya sebelum mencapai target inflasi 2%
Kuroda yang ditunjuk kembali menjadi kepala BOJ untuk periode berikutnya oleh Perdana Menteri Shinzo Abe memang dipandang sebagai salah satu panah kebijakan “Abenomics”, lewat pemberian pelonggaran kuantitatif untuk mendongkrak pertumbuhan pada 2013.
Adapun, analis mulai meragukan kemampuan BOJ untuk keluar dari kebijakan moneter longgar tersebut meskipun target inflasi tercapai. Sejauh ini, banyak para pembuat kebijakan, termasuk PM Abe, yang berharap agar BOJ tetap mempertahankan biaya pinjaman ultra-rendahnya.
Kuroda menyampaikan di hadapan parlemen Jepang pada Selasa (3/4/2018) bahwa bank sentral yang dipimpinnya itu bukanlah ranah politik. Dia menjelaskan tujuan kebijakan moneter BOJ saat ini ialah untuk mencapai target harga dan pertumbuhan ekonomi yang sehat.
“Ketika kami berdiskusi untuk keluar dari stimulus longgar, keputusan kami tidak akan terpengaruh oleh situasi politik,” ujarnya menjawab pertanyaan tentang kemampuan BOJ menormalisasi kebijakan di bawah tekanan Abe, seperti dikutip Reuters, pada Selasa (3/4/2018).
Kuroda melanjutkan, internal BOJ masih mendiskusikan mengenai strategi untuk keluar dari pelonggaran kuantitatif. Dia menekankan, pertimbangan BOJ itu tidak akan dibagikan untuk pasar hingga waktunya telah dekat.
Adapun, Kuroda menambahkan, dua faktor utama yang menjadi pertimbangan BOJ dalam membuat kebijakan moneter ialah tentang cara mengecilkan lebarnya neraca berjalan dan penentuan waktu untuk kenaikan suku bunga jangka pendek
“Kami tidak bisa menjelaskan lebih lanjut karena prosesnya diawasi oleh dewan gubernur. Debat mengenai strategi keluar [dari stimulus longgar] hanya akan membuat kebingungan,” jelasnya sambil menekankan BOJ akan tetap dengan kebijakan moneter saat ini hingga inflasi benar-benar berada di atas target 2%.
Selain itu, pimpinan BOJ itu juga mengatakan bahwa saat ini masih terlalu dini untuk mengetahui cara dan waktu BOJ akan menghentikan pembelian surat utang.
Di bawah kontrol kurva imbal hasilnya, BOJ menetapkan suku bunga jangka pendek di level -0.1% dan suku bunga jangka panjang sebesar 0% dengan pembelian besar untuk obligasi pemerintah dan aset berisiko.
Adapun Kuroda menolak seruan untuk mengurangi stimulus BOJ tersebut meskipun para pembuat kebijakan dan akademisi memperingatkan kebijakan moneter longgar yang berkepanjangan seperti sekarang ini dapat merugikan laba perbankan.
Perekonomian Jepang telah berkembang secara stabil, tetapi inflasi konsumen masih bergelayut di sekitar 1%, jauh di bawah target BOJ. Hal itu disebabkan perusahaan masih enggan untuk menaikkan harga karena khawatir akan menyinggung konsumen yang sensitif terhadap harga.