Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Tetapkan Kuota Impor Baja dari Korsel

Sebagai ganti dikecualikan dari kebijakan tarif impor, AS menetapkan kuota impor produk baja kepada Korea Selatan (Korsel).
Pabrik baja di Jiaxing, Provinsi Zhejiang, China/Reuters-William Hong
Pabrik baja di Jiaxing, Provinsi Zhejiang, China/Reuters-William Hong

Bisnis.com, JAKARTA -- Sebagai ganti dikecualikan dari kebijakan tarif impor, AS menetapkan kuota impor produk baja kepada Korea Selatan (Korsel).

Reuters melansir Senin (26/3/2018), Kementerian Perdagangan Korsel pun telah setuju untuk melakukan perubahan regulasi perdagangan bilateral dengan AS, terutama dalam hal perdagangan otomotif. Dengan demikian, pabrikan otomotif AS dapat memasukkan 50.000 kendaraan per tahun yang lolos standar AS, naik dari sebelumnya 25.000 kendaraan.

Adapun kuota yang diberikan sebanyak 2,68 juta ton produk baja. Jumlah ini setara dengan 70% ekspor baja tahunan Korsel ke AS dalam periode 2015-2017.

Korsel adalah pengekspor baja ketiga terbesar ke AS dan salah satu importir utama baja China.

Kesepakatan ini membuat Korsel menjadi negara aliansi AS pertama yang mendapatkan pengecualian tanpa batas waktu terkait impor baja. Seperti diketahui, AS menerapkan tarif impor untuk produk baja dan aluminium masing-masing sebesar 25% dan 10% pada awal bulan ini.

Meski kesepakatan ini diterima oleh pelaku usaha Korsel, tapi mereka mengharapkan kuota yang lebih besar.

"Industri baja Korsel akan berupaya untuk mengatasi hambatan ini," demikian disampaikan asosiasi baja Korsel.

Presiden AS Donald Trump sebelumnya telah menyampaikan akan menunda pengenaan tarif impor baja dari enam negara dan Uni Eropa (UE) dalam kebijakan itu. Selain Korsel dan UE, negara mitra dagang lainnya yang masuk dalam daftar adalah Kanada, Meksiko, dan Australia.

Penundaan tersebut dilakukan sembari menunggu hasil pembahasan dagang dengan negara-negara terkait dan berlaku hingga 1 Mei 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Annisa Margrit
Editor : Annisa Margrit
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper