Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wapres Kalla: Perpustakaan Perlu Beradaptasi dengan Teknologi

Wakil Presiden Jusuf Kalla membuka rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Bidang Perpustakaan di Gedung Perpustakaan Nasional. Dalam kesempatan itu, dia meminta perpustakaan menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi.
Petugas merapikan salah satu fasilitas di Gedung Fasilitas Layanan Perpustakaan Nasional, Jakarta, Rabu (13/9). Gedung Fasilitas Layanan Perpustakaan Nasional diresmikan Kamis 14 September 2017./Antara-Rivan Awal Lingga
Petugas merapikan salah satu fasilitas di Gedung Fasilitas Layanan Perpustakaan Nasional, Jakarta, Rabu (13/9). Gedung Fasilitas Layanan Perpustakaan Nasional diresmikan Kamis 14 September 2017./Antara-Rivan Awal Lingga

Kabar24.com, JAKARTA — Wakil Presiden Jusuf Kalla membuka rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Bidang Perpustakaan di Gedung Perpustakaan Nasional. Dalam kesempatan itu, dia meminta perpustakaan menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi.

Sebabnya, kata dia, saat ini masyarakat mencari sumber ilmu dengan pemanfaatan internet. Hal itu seiring dengan perkembangan teknologi. Buku pun kini hadir dalam bentuk elektronik.

"Dahulu perpustakaan menunggu orang untuk meminjam buku. Sekarang harus mendekati masyarakat untuk membaca buku. Jadi perpustakaan yang bergerak," katanya, Senin (26/3/2018).

Dalam kesempatan yang sama Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani memiliki harapan yang sama.

Menurutnya, kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat saat ini harus dapat dimanfaatkan dalam mempercepat diseminasi ilmu pengetahuan dan meningkatkan literasi di Indonesia.

"Ke depan, perpustakaan nasional dapat berperan menjadi Big Data Indonesia, tidak hanya seperti Yahoo ataupun Google, sebagai mesin pencari tetapi juga menyediakan platform data dan analisanya," tuturnya.

Bahkan dia memberikan pesan khusus kepada Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Muhammad Syarif Bando. Puan memintanya untuk bisa meningkatkan minat membaca masyarakat. Sebabnya, dia menilai minat baca masyarakat masih kurang.

Dia mengutip hasil penelitian Perpustakaan Nasional pada 2017 yang menunjukkan bahwa frekuensi membaca orang Indonesia rata-rata 3-4 kali per minggu dengan lama waktu membaca per hari rata-rata hanya 30 menit hingga 59 menit.

Adapun jumlah buku yang ditamatkan per tahun rata-rata hanya 5–9 buku. Data ini menunjukkan bahwa minat baca masyarakat harus ditingkatkan. Salah satunya dengan memfasilitasi kebutuhan buku masyarakat.

"Di dalam situasi literasi masyarakat Indonesia yang masih rendah tersebut, perpustakaan harus dapat mengambil peran yang tepat. Perpustakaan selain menyediakan sumber-sumber bacaan untuk menggali informasi dan pengetahuan, dapat juga dikembangkan untuk memfasilitasi masyarakat dengan berbagai kegiatan pelatihan dan keterampilan berbasis literasi, yang bertujuan untuk pemberdayaan sosial-ekonomi masyarakat", ujarnya.

Dalam kesempatan itu Syarif mengatakan pemerataan akses perpustakaan bagi masyarakat menjadi salah satu target yang ingin dicapai pihaknya melalui program Pustakawan Bergerak.

Menurutnya program tersebut dapat diwujudkan dengan dukungan kebijakan dan anggaran yang terintegrasi antara pusat dan daerah.

"Rakornas perpustakaan bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan dan isu-isu strategis terkait dengan pengembangan perpustakaan dan pembudayaan kegemaran membaca," ucapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper