Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah Inggris dan Indonesia menjalin kolaborasi sektor pendidikan kesehatan melalui Kedutaan Besar (Kedubes) Inggris, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), serta Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Kolaborasi tersebut di antaranya dilakukan dalam bentuk lokakarya dan seminar. Seminar tersebut digelar di Fairmont Hotel Jakarta pada 23-24 Maret 2018 dan mengusung tema praktik kolaboratif interpersonal bagi para tenaga kesehatan serta pihak-pihak lain yang terkait dalam pendidikan kesehatan.
Tujuannya, untuk meningkatkan kesadaran pentingnya kerja sama antar profesi di bidang kesehatan untuk bertemu dan bekerja sama demi meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan Indonesia.
Direktur Jenderal (Dirjen) Sumber Daya Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Pendidikan Tinggi Kemenristekdikti Ali Ghufron Mukti mengatakan pada umumnya tenaga kerja di Indonesia dalam bidang kesehatan diberikan pendidikan secara terpisah sesuai dengan jenjang profesi mereka masing-masing. Sehingga SDM, dalam ruang lingkup kesehatan jarang bertemu dengan kolega di bidang kesehatan lainnya yang memiliki keahlian yang berbeda.
"Jadi, bagaimana menghasilkan edukasi kesehatan yang tidak terpecah, sesama tenaga kesehatan melakukan teamwork yang baik, mengarah kepada kolaborasi," paparnya, Jumat (23/3/2018).
Ghufron menambahkan dengan meningkatkan kerja sama antarprofesi diharapkan kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia dapat membaik. Dengan demikian, tenaga kesehatan Indonesia bisa fokus kepada kebutuhan pasien.
Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Kemenkes Usman Sumantri menuturkan seminar ini diadakan untuk mengembangkan kualitas tenaga kerja dalam bidang kesehatan.
"Dengan diadakannya workshop dan seminar ini, akan tercipta kolaborasi di dalamnya. Jadi, sesama tenaga kesehatan semakin kuat dan berkembang teamwork-nya," tuturnya.
Untuk melihat dan menguji hasil kolaborasi ini, Kemenristekdikti dan Kemenkes sepakat untuk melakukan percobaan kolaborasi interpersonal di lima rumah sakit terpilih.
"Nanti kami fokus di rumah sakit Universitas Indonesia (UI), Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), rumah sakit Universitas Gajah Mada (UGM), rumah sakit Universitas Airlangga (Unair), rumah sakit Universitas Padjajaran (Unpad), dan rumah sakit Universitas Hasanuddin (Unhas) sebagai pilot project. Ada indikator pencapaian yang ingin kita lihat bagaimana edukasi itu dijalankan," tambah Ghufron.