Kabar24.com, JAKARTA - Perpustakaan di era digital harus mampu bertransformasi jika ingin relevan dengan zaman. Perpustakaan tidak hanya menjadi tempat koleksi buku dan sumber referensi, namun sebagai sumber ilmu pengetahuan.
Demikian Eko Indrajit dari Asosiasi Perguruan Tinggi Ilmu Komputer Indonesia mengatakannya melalui keterangan tertulis, Kamis (22/3/2018).
Dia mengungkapkan saat ini perpustakaan berangsur menjadi tempat berinteraksi dengan komunitas sosial serta working space tempat tumbuhnya inovasi baru. Eko juga menggambarkan bagaimana transformasi perpustakaan di era digital, mulai dari ‘mobile library’, ‘library on the wall’, ‘hybrid library’ hingga perpustakaan dalam game.
Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarief Bando mengatakan, integrasi dan sinergi antara Perpustakaan Nasional dengan perpustakaan perguruan tinggi di Indonesia sangat penting dalam proses transfer ilmu demi kemajuan bangsa.
Dia menjelaskan dengan integrasi dan sinergi, kompilasi jutaan koleksi Perustakaan Nasional dan perpustakaan perguruan tinggi dapat dinikmati dan di akses lebih luas lagi para pencari ilmu.
“Koleksi Perpusnas open access dengan cara menjadi anggota perpusnas secara online. Setiap koleksi Perpusnas dapat diakses dan diunduh setelah menjadi anggota Perpusnas,” ujarnya.
Persoalan ini mengemuka pada acara Penandatanganan Nota Kesepahaman Kemenristekdikti dengan Perpustakaan Nasional dilselenggarakan bersamaan dengan acara Rapat Kerja dan Seminar Nasional Forum Komunikasi Perpustakaan Perguruan Tinggi Negeri Tahun 2018 di Bangka Belitung, Kamis (22/3/2018).