Kabar24.com, JAKARTA—Kongres Rakyat China (NPC) mengumumkan Yi Gang sebagai gubernur bank sentral China (PBOC) menggantikan Zhou Xiaochuan yang akan memasuki masa pensiun.
Selain menunjuk Yi Gang, NPC juga menempatkan penasihat ekonomi Presiden Xi Jinping, Liu He sebagai wakil perdana menteri, sebagai indikasi bahwa Liu akan mengambil peran penting dalam membuat kebijakan dengan Yi menjadi pendukungnya.
Yi Gang yang telah menjadi orang nomor dua di PBOC selama lebih dari sedekade ini menyatakan bahwa dia akan tetap mempertahankan kebijakan liberalisasi keuangan oleh pendahulunya, Zhou Xiaochuan.
“Tugas utamanya adalah kami harus mengimplementasikan kebijakan moneter yang bijaksana, memacu reformasi dalam membuka sektor keuangan, dan mempertahankan stabilitas seluruh sektor keuangan,” kata Yi setelah penunjukannya di Hall of the People di Beijing, seperti dilansir Bloomberg, Senin (19/3/2018).
Seperti diketahui, Zhou telah memimpin institusi keuangan itu melewati krisis keuangan global, merombak perangkat kebijakan moneter, dan melihat pergerakan yuan menjadi mata uang cadangan selama 15 tahun menjabat gubernur PBOC.
Adapun, di dalam perjalanan PBOC di bawah Zhou itu, Yi Gang yang merupakan mantan profesor ekonomi di Indiana University telah mengatur kebijakan valuta asing Negeri Panda dari 2009 hingga 2016.
Pada saat dia menjadi kepala regulator keuangan itulah cadangan mata uang yuan tumbuh menjadi US$4 triliun pada 2014 dan China telah mengurangi restriksi perdagangan terhadap yuan untuk meningkatkan penggunaan internasionalnya.
Adapun sekarang, Yi bersama PBOC akan lebih banyak menghadapi tantangan daripada ketika Zhou menjabat pada 2002 silam. Pasalnya, kini Presiden Jinping juga hadir dengan upayanya membersihkan sektor keuangan tanpa mengganggu perekonomian yang berujung kepada rasio debt-to-output melebihi 300%.
Selain itu, NPC juga telah memberikan tugas baru untuk PBOC, yaitu kekuasaan membuat kebijakan untuk sektor keuangan. Pasalnya, parlemen Negeri Panda telah setuju untuk melakukan merger regulator perbankan dan asuransinya dengan membentuk badan baru bernama Komite Stabilitas dan Pengembangan Keuangan. Oleh karena itu, tugas membuat kebijakan keuangan dari kedua badan itu ditimpakan sepenuhnya kepada PBOC.
Akan tetapi, dengan tampilnya Liu He sebagai wakil perdana menteri, penunjukan Yi sebagai gubernur PBOC memberikan sinyal bahwa bank sentral akan dijalankan oleh pejabat berpengalaman sementara seluruh arah kebijakan akan ditetapkan oleh penasihat ekonomi utama Jinping tersebut.
Adapun, di tengah-tengah bank sentral global yang akan melakukan normalisasi kebijakan, Yi Gang mengatakan bahwa kebijakan moneter China akan diupayakan untuk memberi dukungan kepada perekonomian domestiknya.
“Kabijakan moneter China akan tetap mengacu kepada perekonomian domestik dan situasi keuangan. Kami akan mempertimbangkannya secara komprehensif,” tambah Yi, menjawab pertanyaan apakah PBOC akan mengikuti langkah The Fed untuk menaikkan suku bunga.
Pasalnya, suksesi kepemimpinan PBOC ini terjadi di tengah-tengah pergantian pemimpin bank sentral lainnya di dunia, yang akan mengetatkan kebijakan moneternya. Jerome Powell telah ditunjuk menggantikan Janet Yellen di The Fed pada Februari dan Gubernur Bank Sentral Jepang (BOJ) Haruhiko Kuroda juga telah ditunjuk kembali untuk periode berikutnya. Meskipun Gubernur Bank Sentral Eropa (ECB) Mario Draghi belum akan meninggalkan posisinya sampai tahun depan, tetapi pembicaraan mengenai penggantinya sudah dimulai.