Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Begini Strategi Jusuf Kalla Untuk Hadapi Perang Dagang Donald Trump

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan jika perang dagang yang dilakukan Presiden Amerika Serikat Donald Trump diperluas hingga komoditas-komoditas andalan Indonesia seperti minyak sawit terdampak, maka pemerintah akan bereaksi
Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan sambutan pada pembukaan Jakarta Food Security Summit-4 di Jakarta, Kamis (8/3/2018)./ANTARA-Wahyu Putro A
Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan sambutan pada pembukaan Jakarta Food Security Summit-4 di Jakarta, Kamis (8/3/2018)./ANTARA-Wahyu Putro A

Bisnis.com, JAKARTA —Kebijakan perang dagang Pemerintahan Donald Trump saat ini mungkin hanya akan berdampak langsung terhadap negara eksportir terbesar ke Amerika, seperti China dan Kanada.

Akan tetapi, dampak lanjutannya bukan tidak mungkian akan dirasakan oleh Indonesia baik langsung maupun tidak langsung, karena China akan mencari pasar lain apabila tarif impor baja dan aluminium AS jadi dikerek.

Menanggapi hal itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan jika perang dagang yang dilakukan Presiden Amerika Serikat Donald Trump diperluas hingga mencakup komoditas andalan Indonesia seperti minyak sawit, maka pemerintah Indonesia akan bereaksi.

Menurut Jusuf Kalla, selama ini perang dagang Amerika Serikat baru pada baja dan aluminium. Adapun Indonesia untuk menutupi kebutuhan dua produk tersebut cenderung berkiblat ke China.

“Tapi kalau diperluas katakanlah ke sawit, maka tentu kita harus bereaksi. Tentu kita pindah impor kedelai dan impor terigu dari Amerika Serikat. Harus begitu,” ujarnya, Kamis (8/3/2018).

Dia mengungkapkan, apabila perang dagang yang dibuat oleh Trump terus diperluas, hal itu akan memancing reakasi banyak negara lain untuk membalasnya di bidang pertanian.

Sebagaimana diketahui, Pemerintah AS masih mempertahankan rencana penerapan tarif impor untuk baja dan aluminium, tapi membuka kemungkinan adanya pengecualian bagi beberapa negara dan menekan kemungkinan terjadinya perang dagang.

Namun, Presiden AS Donald Trump menyatakan hambatan impor itu bisa saja diperdalam dan menyinggung dugaan aksi pencurian kekayaan intelektual oleh China.

AS disebut tengah mempertimbangkan mengurangi investasi China dan memberlakukan perluasan tarif impor atas barang-barang dari Negeri Panda. Langkah itu dilakukan untuk menghukum Beijing atas berbagai pencurian kekayaan intelektual AS.

Trump memang telah memerintahkan dilakukan penyelidikan atas praktik pencurian kekayaan intelektual oleh China. Investigasi tersebut masih berjalan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper