Bisnis.com, JAKARTA -- Presiden Indonesia kelima Megawati Soekarnoputri menerima gelar Doktor Honoris Causa dari Institut Pemerintah Dalam Negeri (IPDN).
Selain menerima gelar kehormatan tersebut, Megawati juga mendapatkan kehormatan memberi kuliah umum kepada ribuan praja IPDN.
Menurut Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, pemberian gelar Doktor Honoris Causa untuk Megawati sempat tertunda selama lebih dari 1,5 tahun.
Gelar kehormatan ini menjadi lebih istimewa, katanya, karena akan diberikan bertepatan dengan Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada Kamis, 8 Maret 2018.
Tjahjo menambahkan ayah Megawati, Soekarno atau Bung Karno, Presiden pertama Indonesia tak bisa dilepas dari IPDN. Bahkan bisa dikatakan, Bung Karno adalah bapak pendiri sekolah pamong tersebut.
Sekolah penghasil abdi negara itu memang didirikan Bung Karno. Untuk mengenang jasa Bung Karno, di seluruh kampus IPDN akan didirikan patung Sang Proklamator tersebut.
"Di seluruh IPDN di Indonesia mau kita pasang patungnya Bung Karno sebagai bapak pendiri IPDN," katanya, mengutip keterangan resminya, Kamis (7/3).
Sementara itu, Rektor IPDN Ermaya Suradinata mengatakan bukan sebuah kebetulan IPDN memberikan gelar doktor kehormatan kepada Megawati pada Hari Perempuan Internasional yang diperingati setiap 8 Maret. Putri kandung sang proklamator itu, memang perempuan Indonesia yang tangguh.
Dia mengungkapkan sosok Megawati merupakan perempuan yang banyak memberi inspirasi. Ermaya juga menjelaskan peran Bung Karno dalam sejarah IPDN.
"IPDN didirikan oleh Presiden Soekarno di Malang pada 1956. Kala itu lembaga pendidikan tinggi ini bernama Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN)," jelasnya.
Jiak dirinci, ini adalah gelar kehormatan ketujuh yang diterima putri Sang Proklamator Bung Karno tersebut. Empat diberikan oleh universitas luar negeri, yakni Jepang, Rusia dan Korsel (2 universitas), serta tiga dari perguruan tinggi dalam negeri.
Sebelumnya, Megawati sudah menerima 6 Gelar Doktor Honoris Causa, yakni dari: Universitas Waseda, Tokyo, Jepang (2001); Moscow State Institute of International Relation, Rusia (2003); Korea Maritime and Ocean University, Busan, Korsel (2015); Universitas Padjadjaran (2016); Universitas Negeri Padang (2017); dan Mokpo National University, Mokpo, Korsel (2017).