Bisnis.com, JAKARTA—Wakil Presiden Jusuf Kalla mendorong mitigasi bencana dibudayakan di masyarakat Indonesia.
Sebabnya, Indonesia adalah negeri dengan kondisi alam yang rawan bencana. Hal itu dikatakan Jusuf Kalla atau JK saat membuka seminar dan lokakarya dengan tajuk 'Membangun Masyarakat Tangguh Bencana secara Inklusif'.
Acara tersebut diselenggarakan Palang Merah Indonesia (PMI) bersama Zurich Insurance Dan IFRC. Semiloka diadakan untuk mendukung pemerintah dalam hal siap siaga banjir.
JK mencontohkan bahwa bangsa ini harus belajar dari bencana tsunami sekitar 13 tahun lalu yang melanda Aceh. Menurutnya, bencana itu salah satu yang terbesar melanda Indonesia.
Saat itu banyak korban meninggal di Banda Aceh karena pascagempa air di pantai surut dan masyarakat berbondong-bondong ke pantai untuk mencari ikan yang terdampar. Saat itu masyarakat tidak memiliki pengetahuan bahwa air laut akan kembali naik dengan volume lebih besar.
“Tetapi Simeulue itu hanya 11 orang yang meninggal padahal lebih dekat dengan bencana tsunami. Karena di Simeulue ada budaya bahwa begitu gempa masyarakat mulai lari ke ketinggian. Sedangkan sebaliknya orang-orang di Banda Aceh karena tidak mempunyai budaya itu malah lari ke laut untuk cari ikan,” ujarnya, Rabu (7/3/2018).
Baca Juga
“Ini pembelajaran kita semua bahwa masyarakat harus dibudayakan akan diberikan mitigasi bagaimana memahami apabila bencana tersebut terjadi. Sekarang bencana tsunami itu mudah-mudahan tidak lagi terjadi di Sumatra atau di Indonesia,” lanjutnya.