Bisnis.com, JAKARTA -- Jumlah korban tewas akibat gempa di Papua Nugini bertambah menjadi 31 orang dan kemungkinan bakal terus bertambah.
Gempa yang terjadi pada Senin (26/2/2018) itu berkekuatan 7,5 magnitudo. Reuters melansir Kamis (1/3/2018), sebanyak 13 orang meninggal di daerah yang paling dekat dengan pusat gempa.
Banyaknya jumlah korban turut disebabkan oleh longsor yang terjadi akibat gempa.
Sebagian besar korban jiwa jatuh di sekitar ibu kota Provinsi Mendi dan di kota Tari, yang berjarak 40 kilometer (km), dari pusat gempa. Sejumlah gempa susulan terus berlangsung dan masyarakat enggan tidur di dalam rumah karena khawatir longsor bakal kembali terjadi.
"Semua tangki air di Tari rusak dan sungai-sungai menjadi kotor. Orang-orang tidak bisa mendapatkan air bersih," ungkap Kepala Otoritas Pembangunan Distrik Mendai Mark Mendai.
Dia melanjutkan jalanan retak, kantor pemerintahan rusak, jalur menuju Tari retak-retak sehingga lalu lintas tertutup.
Juru bicara Pusat Bencana Nasional mengatakan pengecekan atas kerusakan yang terjadi masih berlangsung.
Perusahaan minyak dan gas yang beroperasi di negara itu juga ikut melakukan pengecekan kerusakan atas infrastruktur masing-masing. Termasuk di dalamnya adalah pipa gas sepanjang 700 km yang menghubungkan fasilitas pengolahan di pesisir.
Sementara itu, perwakilan Mission Aviation Fellowship (MAF) menuturkan sebagian besar longsor terjadi di daerah pegunungan yang tidak berpenghuni, atau hanya memiliki sedikit penduduk.