Kabar24.com, JAKARTA --- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin berharap para penghafal Alquran menjadi role model (panutan) bagi umat, utamanya dalam pemahaman dan pengamalan.
“Para Huffaz kiranya dapat menjadi teladan dan motor kebajikan di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,” katanya dalam keterangan tertulis, diterima Jumat (23/2/2018).
Pesan ini disampaikan Menag Lukman saat menutup Musabawah Hafalan Alquran dan Hadits (MHQH) ke-10 di Kantor Kementerian Agama, Jakarta.
Menurutnya, dakwah di masa mendatang dihadapkan pada tantangan ekstremisme. Salah satu faktor munculnya ekstremisme adalah pemahaman yang dangkal dan parsial terhadap teks atau nash Alquran dan Hadis.
Pemahaman yang komprehensif terhadap ajaran Islam, ujarnya, harus menggabungkan antara hafalan dan pemahaman, antara teks dan konteks.
“Saya mengimbau, para peserta MHQH agar tidak puas dengan sebatas hafalan, mestinya harus diperkuat dengan pemahaman dan pemaknaan melalui teks kitab-kitab tafsir sebagai rujukan memahami teks Alquran, baik kitab-kitab salaf maupun mu’ashir (kontemporer),” kata Lukman.
Baca Juga
Menag mengajak peserta MHQH meneladani para pendahulu dalam menjaga keharmonisan, hubungan kemanusiaan tanpa membedakan suku, agama dan budaya yang ada.
Menurutnya, ulama terdahulu sangat berjasa dalam mengajarkan dan menyebarkan Islam ke seluruh dunia, termasuk ke Nusantara.
Mereka mengakomodir kebudayaan lokal yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip ajaran Islam. Mereka dapat hidup berdampingan secara harmonis bersama masyarakat dengan latar belakang etnis dan agama yang begitu beragam.
“Ini adalah pelajaran yang sangat berharga bagi bangsa ini yang harus kita lestarikan bersama,” kata Lukman.
“Saya berharap, gelaran MHQH ke 10 mampu memberikan rahmat dan keberkahan, terutama bagi kedua negara, dan bagi negara-negara di dunia, serta menjadi motivasi yang kuat dalam meningkatkan kualitas pemahaman dan pengamalan pesan-pesan Alquran dalam kehidupan umat yang nyata,” ujarnya.