Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KABAR GLOBAL 12 FEBRUARI: Di Balik Anggaran Optimis Trump, Rekonsiliasi Semenanjung Korea Makin Dekat

Sejumlah berita dari mancanegara menjadi sorotan media massa hari ini, Senin (12/2/2018), di antaranya mengenai disahkannya anggaran belanja tambahan Amerika Serikat serta tanda-tanda rekonsiliasi semenanjung Korea.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump./Reuters
Presiden Amerika Serikat Donald Trump./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah berita dari mancanegara menjadi sorotan media massa hari ini, Senin (12/2/2018), di antaranya mengenai disahkannya anggaran belanja tambahan Amerika Serikat serta tanda-tanda rekonsiliasi semenanjung Korea.

Berikut ringkasan topik utama di sejumlah media nasional hari ini:

Di Balik Anggaran Optimistis Trump. Disahkannya anggaran belanja tambahan Amerika Serikat pada akhir pekan lalu, Jumat (9/2), memang membuat government shutdown parsial berhenti. Presiden AS Donald Trump pun gembira, karena keinginannya tercapai. (Bisnis Indonesia)

Rekonsiliasi Semenanjung Korea Makin Dekat. Tanda-tanda makin terwujudnya proses rekonsiliasi antara Korea Selatan dan Korea Utara muncul setelah Kim Jong Un mengundang Moon Jae-In untuk berkunjung ke Pyongyang. (Bisnis Indonesia)

Stimulus BOJ Berpotensi Lanjut. Kebijakan moneter ultralonggar yang dilakukan Bank Sentral Jepang (BOJ) berpeluang berlanjut, setelah Haruhiko Kuroda terpilih kembali menjadi Gubernur BOJ. (Bisnis Indonesia)

Korut Mengundang Presiden Korsel. Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengundang Presiden Korea Selatan Moon Jae in untuk berdiskusi di Pyongyang. Hal ini disampaikan oleh seorang pejabat Korea Selatan pada Sabtu (10/2). Pertemuan ini pertama kali setelah lebih dari 10 tahun. (Kontan)

Korban Flu di Amerika. Penyakit influenza telah menjadi penyakit mematikan di Amerika Serikat (AS) menurut data U.S. Center for Desease Control and Prevention (CDC). Setidaknya kini, dari 10 kematian, satu disebabkan karena influenza. (Kontan)

IMF: Jangan Panik. Pasar finansial global yang berfluktuasi belakangan ini, menurut Dana Moneter Internasional atawa International Monetary Fund (IMF), tidak perlu dikhawatirkan. Sebabnya, pertumbuhan ekonomi masih tumbuh solid, meski reformasi tetap dibutuhkan untuk mencegak krisis di masa depan. (Kontan)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper