Bisnis.com, MANADO - Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara berencana membentuk Badan Usaha Milik Daerah untuk turut berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan di Bumi Nyiur Melambai.
Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Olly Dondokambey mengatakan pihaknya membentuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) energi yang nantinya akan bekerja sama dengan anak usaha PT PLN (Persero).
“Salah satu contoh nanti di PLTU Bolaang Mongondow Utara (Bolmut),” ungkapnya, Jumat (9/2/2018).
Olly menambahkan, BUMD Sulut juga akan bekerjasama dengan swasta dalam proyek PLTU batu bara berkapasitas 2x50 megawatt tersebut. Kendati demikian, dia belum bersedia mengungkap berapa porsi BUMD dalam kerja sama tersebut.
“Nanti kita hitung masing-masing,” sebut Olly.
Dia mengakui saat ini Sulut mengalami kelebihan pasokan sekitar 40 MW-50 MW. Namun, dalam beberapa tahun mendatang kelebihan pasokan itu akan terserap semua.
Selain PLTU Bolmut, Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) peaker dengan kapasitas 150 MW di Likupang, Kabupaten Minahasa Utara pun tengah disiapkan dan ada rencana membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Tanggari III berkapasitas 55 MW di Minahasa Utara serta PLTA Ranoyapo berkapasitas 82 MW di Minahasa Selatan.
Terkait Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa), investor asal Prancis diklaim telah menyatakan minatnya dan sudah melakukan studi terkait ketersediaan sampah sebagai bahan baku.
“Mungkin ada tindak lanjut. Ada Keputusan Presiden (Keppres) bahwa Sulut bisa membangun listrik dari tenaga sampah dan mereka melihat peluang itu,” terang Olly.
Hanya saja, belum ada angka pasti berapa kapasitas PLTSa yang akan dibangun. Yang jelas, investor Prancis tersebut memerlukan 1.000 ton-1.200 ton sampah per hari.
Untuk memenuhi kebutuhan sampah, bahan baku akan didatangkan dari 4 kabupaten/kota yakni Manado, Bitung, Minahasa Utara, dan Minahasa.
Ada dua metode untuk menghasilkan listrik dari sampah. Pertama, memanfaatkan gas yang terkandung di dalam sampah untuk menggerakkan turbin. Namun, untuk metode ini, biasanya tidak bisa menyelesaikan persoalan terus menumpuknya sampah di kota-kota besar.
Kedua, dengan membakar sampah dalam tungku dan memanfaatkan energi panasnya untuk mendidihkan air menjadi uap. Uap tersebut akhirnya disalurkan untuk menggerakkan generator.