Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BP3TKI Denpasar Waspadai TKI Ilegal asal Bali

Kepala Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia atau BP3TKI Denpasar Ilham Achmad mengaku pihaknya saat ini mewaspadai pengiriman TKI ilegal dari Bali.
Sejumlah TKI ilegal di Negeri Sabah yang dideportasi pemerintah Malaysia./Antara
Sejumlah TKI ilegal di Negeri Sabah yang dideportasi pemerintah Malaysia./Antara

Kabar24.com, DENPASAR -- Kepala Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia atau BP3TKI Denpasar Ilham Achmad mengaku pihaknya saat ini mewaspadai pengiriman TKI ilegal dari Bali.

Hal itu lantaran, pada 2013 jumlah tenaga kerja asal Bali ke luar negeri sebanyak 22.000 orang. Namun, pada 2017 jumlahnya hanya 5.000 tenaga kerja. Walaupun dengan catatan, realisasi tenaga kerja pada 2017 telah sesuai target.

Dia menilai, penurunan ini mungkin saja disebabkan makin berkurangnya minat masyarakat Bali bekerja ke luar negeri. Tetapi bisa juga karena bisa banyak tenaga kerja yang tidak melampiri dokumen yang sah sehingga jumlahnya tidak terdeteksi.

"Ngurus paspor aja susah, akhirnya orang cari jalan pintas," sebutnya.

Dia berasumsi, tenaga kerja yang hendak berangkat ke luar negeri sering mengelabui petugas lewat modus berlibur. Biasanya mereka hanya mengurus ijin untuk berlibur. Adapun negara tujuan biasanya Singapura.

Ketika sudah selama seminggu mereka di Singapura, tenaga kerja itu baru bertolak ke luar negeri atau ke tempatnya bekerja.

"Dari sini tidak berangkat dia main dulu ke Singaputa baru dia terbang, jadi modusnya liburan," katanya.

Modus ini tentu tidak hanya merugikan negara tetapi juga tenaga kerja tersebut.

Salah satunya yang masih diperbincangkan yakni musibah yang menimpa TKI dari Singaraja Bali. Dia pada awalnya berniat untuk mengikuti program magang di Amerika Serikat. Namun, setelah program magang selesai, dia tetap melanjutkan kerja.

Tidak disangka, di sana dia ternyata terkena musibah dan meninggal. Hingga saat ini pemulangan jenazahnya masih sulit dilakukan.

"Kalau ada maslah ini semua diam, butuh dana sekitar Rp350 juta untuk pemulangan," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper