Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Presiden Jusuf Kalla rapat bersama empat menteri dan Kepala BKPM untuk mengevaluasi ekspor dan penanaman investasi sehingga bisa ditingkatkan kembali ke depan. Beberapa masalah akan ‘disunat’ untuk menopang hal tersebut.
Ketua Tim Ahli Wakil Presiden Sofjan Wanandi mengatakan bahwa pemerintah akan mempermudah sejumlah kebijakan terkait dengan insentif perpajakan.
Dalam rapat itu hadir antara lain Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong.
“Kita ini sekarang ada masalah, misalnya dulu kita janjikan memberikan tax holiday atau tax allowance, sekarang ini masalahnya itu terlalu banyak syaratnya dan sekarang kita permudah,” ujarnya di Istana Wakil Presiden, Jumat (9/2/2018).
Dia mencontohkan, usaha-usaha padat karya yang sudah bisa melakukan ekspor lebih banyak dan perusahaan-perusahaan yang sudah ada dan menambah investasinya bisa mendapatkan kemudahan keringanan pajak tersebut.
Syarat-syarat untuk mendapatkan keringanan pajak tersebut pun akan ‘disunat’ dan banyak insentif-insentif baru yang akan didiberikan.
Menurut dia, langkah tersebut diambil pemerintah untuk menunjukan keseriusan dalam bersaing dengan negara-negara lain dalam membangun ekonomi di tengah ketatnya persaingan global.
“Jadi dalam dua minggu ini akan diumumkan bersama-sama oleh menteri-menteri untuk mengembalikan. Kita ini betul-betul harus bersaing dengan negara-negara lain. Orang merasa kita tidak serius menyelesaikan ini, karena mau dikasih tapi syaratnya begitu panjang,” katanya.
Hal itu, kata dia, diharapkan mempermudah iklim investasi dan meningkatkan ekspor ke depan. Sehingga pertumbuhan investasi dan ekspor Indonesia di masa yang akan datang tidak kalah dari negara tetangga.
Badan Pusat Statistik merilis nilai ekspor Indonesia pada 2017 hanya US$168,73 miliar. Raihan itu naik 16,22% dibandingkan dengan capaian pada 2016. Kendati demikian jumlahnya masih kalah dari negara-negara tetangga
Nilai ekspor Thailand pada 2017 sebesar US$236,69 miliar, Malaysia US$219,45 miliar, dan Vietnam US$213,77 miliar.
Sementara itu, realisasi investasi penanaman modal dalam negeri dan penanaman modal asing pada 2017 mencapai Rp692,8 triliun atau tumbuh 13,1% dari realisasi pada 2016 Rp612,8 triliun. Pertumbuhan itu pun kalah dari peningkatan yang dialami negara tetangga di kisaran 20%—50%.