Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Durian Bali Diklaim Kuasai Pasar Jakarta

Durian Bali saat ini sedang masuk musim panen, bahkan penjualannya tercatat sangat tinggi dan diklaim menguasai Pasar Jakarta.
/Bisnis
/Bisnis

Kabar24.com, DENPASAR -- Durian Bali saat ini sedang masuk musim panen, bahkan penjualannya tercatat sangat tinggi dan diklaim menguasai Pasar Jakarta.

Pemilik UD Tarukan Niaga sebagai salah satu distributor Durian Bali Jro Putu Tesan mengatakan setiap minggunya 2.5 ton durian Bali dikirim ke Jakarta. Pengiriman ini rutin dilakukan dari Desember 2017 hingga Mei 2018, yang merupakan musim panen durian di Bali. Sehingga jika ditotal, Jakarta kebagian hingga mencapai 50 ton buah durian Bali.

Jakarta sendiri telah menjadi pasar utama Durian Bali sejak lima tahun belakangan. Permintaan Durian Bali memang sangat besar di Jakarta. Bahkan, peminatnya relatif sama dengan durian impor asal Thailand. Hal itu lantaran, soal rasa hingga rupa durian Bali dengan durian Thailand yang tidak jauh berbeda.

"Sebenarnya kalau rasa sama saja, tetapi banyak yang fanatik dengan durian Bali karena membawa nama Bali," katanya, kepada Bisnis, Kamis (8/2/2018).

Tidak hanya Jakarta, Kota Surabaya juga mendapat bagian kiriman buah durian dari Bali. Jro Tesan menarget sebanyak 30 ton nantinya akan dikirim ke Surabaya hingga Mei 2018 ini.

Kata dia, pihaknya tahun ini juga berencana mengirim Durian Bali ke kota-kota besar lainnya seperti Yogyakarta, Palu, dan Makasar.

"Durian Bali produktivitasnya masih rendah, permintaan dalam negeri juga masih kuat, maka kita fokus ke kota-kota itu saja dulu," katanya.

Lantaran permintaan Durian Bali yang tinggi, harga buah ini cukup bersaing. Adapun nilai beli durian di petani Bali saat ini cukup tinggi yakni berkisar antara Rp36.000 - Rp40.000 per buah.

Kemudian, dari distributor ke pasar-pasar di Indonesia dijual hingga Rp50.00 per buah. Sementara, harga yang dibeli konsumen dapat mencapai Rp60.000 per buah.

Menurutnya, harga ini tidak jauh berbeda dengan harga buah durian yang diimpor dari Thailand.

"Harga di petani dan market cukup kencang," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper